"Kita lihat kondisi kesiapan. Kita harus lihat situasinya, baik secara medis dan secara aturan itu betul-betul terpenuhi prinsipnya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana bersama Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita saat meninjau langsung kesiapan operasional rumah sakit pasien COVID-19 di areal Mal Cito, Kamis.
Meski berada di area Mal Cito, kata dia, namun bangunan gedung yang digunakan untuk rumah sakit ini dipisahkan dengan sekat pembatas. Selain itu, pembangunan rumah sakit itu baik secara prinsip bangunan dan medis sudah sesuai dengan prosedur.
Whisnu mengatakan, dalam dua pekan terakhir, ruangan ICU (Intensive Care Unit) untuk pasien COVID-19 di rumah sakit Surabaya mencapai 100 persen. Oleh sebab itu, ia berharap, apabila rumah sakit ini resmi beroperasi, dapat mendukung penanganan COVID-19 di Kota Surabaya, khususnya bagi pasien COVID-19 dengan gejala sedang hingga berat.
"Makanya saya tanya ini kalau buka rumah sakit, khusus COVID-19 berapa ICU-nya. Sebenarnya dijanjikan (pengelola) ada 16 (ICU), tapi yang siap nanti dalam waktu dekat 8 ICU," katanya.
Baca juga: Pasien COVID-19 diminta karantina di fasilitas pemerintah di Surabaya
Baca juga: Kantor di Surabaya terapkan denda Rp250 ribu karyawan tak bermasker
Ia menyatakan, berdasarkan paparan dari pihak pengelola rumah sakit, jumlah kamar dengan single bed yang siap sebanyak 105 unit. Kapasitas kamar di rumah sakit ini masih dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan ke depannya.
"Kapasitasnya 105 tadi yang dipresentasikan. Tapi bisa up (naik) sampai 186. Dengan 8 ICU bisa nambah sampai 16 ICU," ujarnya.
Namun begitu, kata dia, pihaknya ingin memastikan betul baik kesiapan secara medis maupun bangunan rumah sakit dapat terpenuhi sesuai prosedur yang ada. Salah satu yang menjadi catatannya dalam tinjauan kali ini adalah akses keluar-masuk rumah sakit agar tidak bercampur dengan pengunjung di mal.
"Tadi kita lihat agar tidak tercampur orang sehat dan orang sakit, saya sarankan kalau memang mau terbuka harus terpisah betul. Kalau pintu keluar mal masih ada sedikit bersentuhan dengan rumah sakit, itu kalau bisa digeser ya digeser. Jadi bisa terpisah antara mal dengan rumah sakit," katanya.
Secara prinsip, Whisnu mengatakan, bahwa pembangunan rumah sakit di perbatasan pintu masuk Surabaya ini konsepnya terbilang bagus karena warga dari luar yang ingin berobat ke Surabaya tak harus masuk ke tengah kota.
"Atas saran dari Satgas COVID-19 bagus karena ada di perbatasan. Kalau ada dari luar kota mau masuk kita tampung di sini. Malah tadi diusulkan juga kalau ini bisa dibuka kita usulkan ke Gubernur untuk mengadakan di kawasan utara rumah sakit yang baru untuk menampung," kata Whisnu.
Baca juga: Satgas COVID sebut klaster keluarga di Surabaya paling tinggi
Baca juga: Langgar prokes saat PPKM, Satgas COVID-19 segel 13 RHU di Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021