"Kemarin saya sempat melihat beredar video penambangan, tolonglah keselamatan jiwa diutamakan. Kemarin sudah ada peringatan tetapi masih ada saja yang bandel masih mengangkuti pasir," katanya di Magelang, Jumat.
Ia menyampaikan hal tersebut usai meninjau dan memberikan bantuan berupa beras, gula, dan nasi kota kepada para pengungsi di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Yasin mengatakan para penambang supaya menaati apa yang diintruksikan oleh BPBD atau teman-teman siaga bencana, kalau sudah ada peringatan jangan ke atas untuk melakukan penambangan.
"Kemarin ketika ada letusan mereka masih tenang-tenang. Permasalahannya arah angin tidak menentu dan tidak bisa diprediksi arahnya ke mana," katanya.
Ia menyampaikan saat ini status aktivitas Merapi masih Siaga, kemarin juga ada semburan awan panas, yang paling sulit adalah memprediksi arah angin mau kemana sehingga memang di radius 1-3 kilometer harus dikosongkan.
"Karena tidak tahu arah angin kemana sehingga saya mengharap kepada para penduduk yang ada di lereng Gunung Merapi untuk mengikuti arahan BPBD saja," katanya.
Yasin menuturkan pihaknya tidak ingin seperti kejadian di tahun 2006 dan 2010, mereka berkejar-kejaran dengan awan panas.
"Warga lebih baik di pengungsian dulu, nanti tunggu setelah aman baru pulang ke rumah," katanya.
Baca juga: BPBD Boyolali bersihkan jalan terdampak abu Merapi
Baca juga: Tetap diminta waspada, warga Merapi di Kabupaten Magelang
Baca juga: Enam truk penambang pasir Merapi tertimpa longsor tebing Kali Bebeng
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021