Warga Poltangan, Tanjung Barat, Jakarta Selatan mengaku waswas melintas di jalan layang (flyover) Tanjung Barat karena akses menuju jalan itu jaraknya berdekatan dengan persimpangan di daerah itu.Coba saja perhatikan, kalau tidak hati-hati melintas, bisa saja kita ditabrak
Menurut salah satu warga, Wani Kurniadi saat ditemui di dekat jalan layang Poltangan, ada kekhawatiran warga untuk melintas ke jalan layang karena akses menuju jalan layang jaraknya dekat dengan persimpangan Poltangan.
Karena itu, katanya, jika kendaraan keluar dari Poltangan menuju jalan layang harus hati-hati agar tidak bertabrakan dengan kendaraan yang melaju lurus dari arah Pasar Minggu menuju Lenteng Agung.
"Harusnya ada petugas yang mengatur arus lalu lintas karena kalau tidak diatur, bisa-bisa kendaraan yang dari Poltangan mau masuk jalan layang bisa ditabrak kendaraan yang lurus dari arah Pasar Minggu," kata Wani.
Menurut pengamatan Wani, kendaraan yang melintas dari arah Pasar Minggu lurus ke Lenteng Agung, rata-rata memacu kecepatan saat arus lalu lintas lengang.
Baca juga: Warga sambut baik uji coba "flyover" Tanjung Barat
Sementara, akses masuk jalan layang Tanjung Barat arah Pasar Minggu berada tidak jauh dari persimpangan komplek Poltangan.
"Coba saja perhatikan, kalau tidak hati-hati melintas, bisa saja kita ditabrak sama kendaraan yang melaju dari arah Pasar Minggu," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan pemilik toko di Jalan Raya Tanjung Barat, persis di depan jalan layang Tanjung Barat, Ali (54).
Ali menyarankan perlu ada lampu merah untuk mengatur arus lalu lintas kendaraan dari arah Poltangan dan Pasar Minggu agar kendaraan warga yang hendak masuk jalan layang lebih aman.
Menurut Ali, hampir 1:10 pengguna jalan layang Tanjung Barat adalah warga Poltangan. Kebanyakan warga melintas ke Pasar Minggu, selain untuk bekerja juga untuk berbelanja.
Baca juga: "Flyover" Lenteng Agung diuji coba untuk umum tiga hari
"Rata-rata warga Poltangan ini pedagang, mereka hampir setiap hari ke Pasar Minggu dan pastinya pengguna aktifnya adalah warga sekitar," kata dia.
Masih sepi
Namun, Ali mengaku uji coba jalan layang Tanjung Barat membuat warga lebih senang karena akses lebih cepat untuk ke Pasar Minggu tidak perlu berputar jauh ke Universitas Pancasila atau Condet.
Menurut dia, belum banyak warga tahu soal uji coba ini. Jika mereka sudah tahu, maka jumlah kendaraan yang melintasi jalan layang tersebut akan semakin banyak.
"Kalau Minggu cenderung masih sepi," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Ali, mengantisipasi agar tidak terjadi kecelakaan, atau terhambatnya lalu lintas karena kendaraan dari Poltangan yang akan masuk ke jalan layang, diperlukan pengaturan arus lalu lintas di dekat pertigaan Poltangan.
Baca juga: Pemkot Jaksel berharap "flyover" Lenteng Agung segera beroperasi
Pantauan ANTARA, kebanyakan pengguna jalan layang Tanjung Barat adalah kendaraan yang datang dari arah Poltangan yang hendak berputar arah ke Pasar Minggu.
Sedangkan kendaraan yang dari arah Pasar Minggu kebanyakan berjalan lurus menuju Lenteng Agung. Karena, sebelum Tanjung Barat sudah ada tempat berputar dekat Stasiun Pasar Minggu.
Dinas Bina Marga DKI Jakarta melakukan uji coba untuk umum (open traffic) jalan layang Lenteng Agung dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, selama tiga hari.
Waktu uji coba untuk umum jalan layang Lenteng Agung-IISP dan jalan layang Tanjung Barat ini dijadwalkan Minggu pada jam 08.00 - 21.00 WIB.
Uji coba hari berikutnya Senin (1/2) pada jam 06.00 sampai dengan 21.00 WIB. Lalu, Selasa (2/2) pada jam 06.00 - 21.00 WIB.
Baca juga: Jakarta Selatan segera miliki jalan layang yang "instagramable"
Jalan layang Lenteng Agung memiliki panjang 430 meter di sisi barat dan 450 meter di sisi timur dengan lebar 6,5 meter. Sedangkan jalan layang Tanjung Barat sisi barat mencapai 540 meter dan sisi timur 590 meter.
Pembangunan jalan layang Lenteng Agung dan Tanjung Barat ini bertujuan untuk mengurai kemacetan lalu lintas, menghapus perlintasan sebidang kereta api, meminimalisir kecelakaan lalu lintas dengan kereta api dan mengamankan perjalanan kereta api.
Kedua jalan layang itu dirancang menarik dengan mengambil bentuk seperti tapal kuda yang saling membelakangi.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021