• Beranda
  • Berita
  • Pupuk Indonesia kurangi ketergantungan pupuk subsidi via Agro Solution

Pupuk Indonesia kurangi ketergantungan pupuk subsidi via Agro Solution

2 Februari 2021 07:28 WIB
Pupuk Indonesia kurangi ketergantungan pupuk subsidi via Agro Solution
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal dalam kunjungannya ke salah satu kios pupuk di Desa Sliyeg, Indramayu, Jawa Barat, Senin. ANTARA/Mentari Dwi Gayati.

Jumlah pupuk subsidi ini terbatas, sementara petani harus tetap memupuk. Agro Solution itu adalah salah satu cara bagaimana meyakinkan petani bahwa membeli pupuk nonsubsidi itu tidak merugikan...

Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) atau PT Pupuk Indonesia (Persero) berupaya mengajak petani untuk mengurangi ketergantungan pupuk bersubsidi lewat program pendampingan Agro Solution.

Dalam kunjungannya ke salah satu kios pupuk di Desa Sliyeg, Indramayu, Jawa Barat, Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan bahwa banyak petani yang tidak bisa mendapatkan pupuk subsidi, karena keterbatasan alokasi yang ditentukan pemerintah, atau mereka tidak terdaftar dalam sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

Di sisi lain, petani mengaku terbebani jika harus membeli pupuk jenis nonsubsidi karena perbedaan harga yang signifikan dengan pupuk subsidi, sehingga berakibat pada biaya produksi yang tinggi namun tidak sesuai dengan harga beras yang diterima petani.

"Jumlah pupuk subsidi ini terbatas, sementara petani harus tetap memupuk. Agro Solution itu adalah salah satu cara bagaimana meyakinkan petani bahwa membeli pupuk nonsubsidi itu tidak merugikan, karena produktivitas akan naik," kata Gusrizal di Indramayu, Senin (1/2).

Baca juga: Antisipasi kekurangan, Pupuk Indonesia perkuat stok pupuk nonsubsidi

Gusrizal menjelaskan lewat Program Agro Solution, petani akan mendapatkan pendampingan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, mulai dari pemilihan benih yang tepat, rasio pemupukan yang sesuai, hingga jaminan hasil panen akan diserap oleh pihak ketiga (offtaker).

Menurut dia, bila produktivitas tanaman meningkat, kemudian dapat dipasarkan dengan harga yang bagus, pendapatan petani juga akan meningkat dan pada akhirnya kesejahteraan petani juga akan semakin baik.

"Jadi petani akan diberi pendampingan mengenai budi daya, pupuk yang cocok seperti apa, jaminan pembeli. Kalau sudah ada pembeli, harga pasti terjamin, akhirnya petani bisa mampu membeli pupuk yang non subsidi," kata Gusrizal.

Program Agro Solution merupakan langkah nyata Perseroan mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Agro Solution resmi diluncurkan di Jember pada 5 November 2020 lalu.

Baca juga: Agro Solution Pupuk Kaltim tingkatkan produktivitas hingga 80 persen

Baca juga: Pupuk Indonesia dongkrak produktivitas jagung lewat Agro Solution


Sejauh ini, implementasi Program AgroSolution telah mencatat hasil positif, antara lain pada proyek pilot yang diselenggarakan di wilayah Jember, Bima, Dompu, Ponorogo, Magetan, Madiun, dan Tuban.

Di wilayah-wilayah tersebut Program Agro-Solution telah dilaksanakan di 2.815 hektare lahan dan melibatkan 2.078 orang petani. Tercatat, terjadi peningkatan panen gabah kering sebesar 55,8 persen dan jagung kering sebesar 45 persen pada wilayah-wilayah tersebut. Keuntungan petani pun turut meningkat, dengan peningkatan keuntungan dari panen gabah kering sebesar 91 persen dan dari jagung kering sebesar 60 persen.

Harapannya, program ini dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk subsidi karena penerapan Agro Solution memanfaatkan pupuk nonsubsidi. Pada akhirnya, program ini diharapkan membantu mengurangi beban pemerintah atas subsidi pupuk.

Baca juga: Pupuk Indonesia tegaskan pupuk subsidi tidak dijual secara paket

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021