• Beranda
  • Berita
  • Saham China berakhir naik karena dorongan likuiditas bank sentral

Saham China berakhir naik karena dorongan likuiditas bank sentral

2 Februari 2021 16:32 WIB
Saham China berakhir naik karena dorongan likuiditas bank sentral
Dokumentasi - Orang-orang yang memakai masker wajah, menyusul wabah penyakit virus corona (COVID-19), berjalan di atas jembatan dengan papan elektronik yang menunjukkan indeks saham Shanghai dan Shenzhen, di distrik keuangan Lujiazui di Shanghai, China 6 Januari 2021. ANTARA/REUTERS/Aly Song.

Gejolak pasar dapat meningkat secara substansial,

Saham China berakhir lebih tinggi pada Selasa, karena suntikan dana oleh bank sentral negara itu meredakan kekhawatiran atas kondisi likuiditas yang ketat, sementara penurunan kasus infeksi virus Corona baru juga membantu sentimen.

Indeks saham unggulan CSI300 naik 1,5 persen menjadi ditutup pada 5.501,09, sedangkan indeks Shanghai Composite Index naik 0,8 persen menjadi 3.533,68.

Indeks diskresioner konsumen CSI300 dan indeks perawatan kesehatan CSI300 memimpin kenaikan dengan masing-masing naik 4,3 persen dan 2,1 persen.

Suku bunga jangka pendek China turun ke posisi terendah dua minggu, karena tanda-tanda ketegangan likuiditas di pasar uang antarbank mulai memudar. Bank Rakyat China (PBOC) menyuntikkan 78 miliar yuan bersih atau 12,08 miliar dolar AS (1 dolar AS = 6,4594 yuan China) ke pasar uang pada hari sebelumnya.

Kondisi likuiditas ketat yang bertahan baru-baru ini memicu spekulasi bahwa Bank Rakyat China mungkin akan mengetatkan kebijakan dan menyebabkan koreksi tajam pada minggu sebelumnya.

Menambah optimisme pasar, China melaporkan jumlah kasus COVID-19 baru paling rendah dalam sebulan karena kasus impor melebihi infeksi lokal.

Pedagang dan analis mengatakan pemulihan ekonomi China yang berkelanjutan membantu mendukung ekuitas, namun beberapa telah mulai mengkhawatirkan valuasi yang terlalu tinggi dan mengalihkan pengamatan mereka ke pasar Hong Kong melalui Stock Connect.

"Gejolak pasar dapat meningkat secara substansial, karena penilaian seluruh pasar saham-A berada pada level historis yang tinggi," kata Qin Bo, seorang analis di Everbright Securities, dalam sebuah catatan.

Jika kenaikan harga aset yang terlalu cepat, khususnya harga properti di kota-kota kelas satu negara itu tidak diatasi secara efektif, pengetatan kebijakan kecil oleh Beijing dapat melampaui ekspektasi pasar, kata Qin.

Berbeda dengan kenaikan yang meluas, saham Bandara Internasional Shanghai anjlok 10 persen mencapai batas bawah hariannya untuk sesi kedua setelah perusahaan mecatat kerugian untuk tahun 2020.

Baca juga: Aksi borong investor China daratan berlanjut, saham Hong Kong naik
Baca juga: Saham China dibuka menguat lanjutkan keuntungan sesi sebelumnya
Baca juga: Saham China naik didorong aktivitas pabrik pada Januari

Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021