• Beranda
  • Berita
  • Kemenperin: Indonesia siap produksi bus listrik 1.200 per tahun

Kemenperin: Indonesia siap produksi bus listrik 1.200 per tahun

2 Februari 2021 18:05 WIB
Kemenperin: Indonesia siap produksi bus listrik 1.200 per tahun
Ilustrasi - Petugas melakukan pengujian prototipe bus listrik mediun bertenaga baterai buatan PT INKA di Madiun, Jawa Timur, Senin (19/10/2020). ANTARA/Siswowidodo/zk/am.

Saat ini ada tiga industri yang siap berproduksi dengan kapasitas 1.200 per tahun, di antaranya PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang diinisiasi oleh Kepala KSP Moeldoko, PT INKA, dan PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI)

Kementerian Perindustrian menyampaikan bahwa Indonesia siap memproduksi bus listrik dengan kapasitas 1.200 per tahun.

"Saat ini ada tiga industri yang siap berproduksi dengan kapasitas 1.200 per tahun, di antaranya PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang diinisiasi oleh Kepala KSP Moeldoko, PT INKA, dan PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI)," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier dalam acara Busworld Southeast Asia, Selasa.

Menurut dia, kesiapan Indonesia memproduksi bus listrik itu seiring dengan perkembangan teknologi dan penguatan aspek lingkungan serta penurunan karbon.

"Itu menuntut kita beradaptasi untuk membangun produk dengan inovasi yang comply dengan perkembangan itu," ucapnya.

Ia menyampaikan teknologi yang digunakan untuk bus listrik juga telah ada dalam peta jalan yang disusun Kementerian Perindustrian.

Di samping itu, lanjut dia, pemerintah juga mempersiapkan jaringan charger station untuk kendaraan listrik, pabrik baterai kendaraan listrik hingga penguatan infrastruktur kendaraan berbasis listrik .

"Semua sudah kita akomodasi teknologi yang berkembang, sudah ada di roadmap," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Taufik berharap, kontribusi industri bus nasional dapat terus meningkat terhadap ekonomi nasional mengingat potensi yang cukup besar.

"Dari sisi demografi, Indonesia berpenduduk 260 juta terdiri dari 34 provinsi, 451 kabupaten kota tentunya membutuhkan mobilitas kendaraan besar, seperti bus untuk kehidupan sehari-hari di samping kebutuhan sektor-sektor lain seperti pariwisata, pemerintahan, dan niaga," ujarnya.

Dalam perspektif itu, lanjut dia, penguatan industri bus di tanah air perlu dilakukan dengan serius agar pasar di dalam negeri diisi oleh produksi anak bangsa kita sendiri.

Baca juga: INKA uji operasional bus listrik di Jakarta
Baca juga: Infrastruktur bus listrik untuk armada TransJakarta telah siap
Baca juga: Gubernur Bali luncurkan uji coba angkutan shuttle bus listrik
Baca juga: Garuda jadi BUMN pertama pengguna bus listrik produksi dalam negeri

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021