• Beranda
  • Berita
  • Efek La Nina signifikan saat Indonesia masuki puncak musim hujan

Efek La Nina signifikan saat Indonesia masuki puncak musim hujan

2 Februari 2021 18:45 WIB
Efek La Nina signifikan saat Indonesia masuki puncak musim hujan
Tangkapan layar- Kiki yang bertugas sebagai prakirawan di Pusat Meteorologi Publik BMKG dalam diskusi virtual BNPB dipantau dari Jakarta pada Selasa (2/2/2021). ANTARA/Prisca Triferna

sebagian besar daerah di Indonesia mengalami puncak musim penghujan pada Januari-Februari 2021.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan efek dari fenomena La Nina sangat signifikan terasa ketika beberapa daerah di Indonesia memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari-Februari 2021.

"Untuk La Nina prediksi dari BMKG diprakirakan masih akan aktif hingga Juni 2021. Namun yang perlu dicatat La Nina efeknya akan lebih signifikan pada saat kondisi atmosfer juga mendukung, seperti pada saat ini periode puncak musim penghujan," kata Kiki yang bertugas sebagai prakirawan di Pusat Meteorologi Publik BMKG dalam diskusi virtual dipantau dari Jakarta, Selasa.

Seperti diketahui, ujar Kiki dalam diskusi yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu, sebagian besar daerah di Indonesia mengalami puncak musim penghujan pada Januari-Februari 2021.

La Nina adalah kondisi anomali di mana suhu permukaan Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibanding kondisi normal dan diikuti perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya.
Baca juga: BMKG: Cuaca ekstrem dampak nyata perubahan iklim
Baca juga: Bersama mencegah munculnya korban jiwa saat bencana hidrometeorologi


Fenomena La Nina mengakibatkan peningkatan curah hujan di wilayah Pasifik barat termasuk Asia Tenggara dan utara Australia. Hal itu dapat mengakibatkan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir.

"Potensi hujan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Indonesia, termasuk wilayah-wilayah yang saat ini telah terdampak banjir hingga minimal akhir Februari," kata Kiki.

Terkait banjir besar yang terjadi di Kalimantan Selatan pada pertengahan Januari 2021, hal itu dipicu oleh hujan intensitas ringan hingga ekstrem sejak 10 Januari 2021 di beberapa wilayah tersebut,

Kondisi atmosfer secara global, regional, dan lokal di sekitar wilayah Kalimantan Selatan pada sebelum dan saat kejadian banjir sangat mendukung untuk pertumbuhan awan hujan.

Dia menyebut adanya La Nina moderat, aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis Madden Julian Oscillation (MJO) didukung oleh temperatur permukaan lau, pola angin permukaan, dan labilitas skala lokal, ikut mendukung adanya curah hujan ekstrem di daerah tersebut dan menjadi faktor penting menyebabkan banjir.
Baca juga: BMKG catat 646 kali gempa bumi sepanjang Januari 2021

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021