Menurut Mahbubani saat mengisi "Soft Launching dan Public Lecture Golkar Institute" secara daring, Selasa, meritokrasi penting dengan memilih putra-putri terbaiknya untuk bekerja di pemerintahan, sebagaimana di China bahwa hanya yang terbaik yang bisa bekerja di pemerintahan.
Dalam prinsip pragmatisme, Golkar Institute perlu mempelajari praktik-praktik baik dari seluruh dunia dan mempelajari bagaimana negara-negara lain menyelesaikan permasalahannya, kemudian diperbandingkan dan diterapkan.
Ketiga adalah prinsip honesty, yakni kejujuran, lanjut dia, artinya tidak ada korupsi, sebab negara yang korupsinya banyak cenderung gagal lebih banyak.
Mahbubani juga menyampaikan soal 3G, yakni geopolitik, "good governance" (tata kelola pemerintahan yang baik), dan "global governance" (tata kelola global).
Soal geopolitik, Mahbubani menceritakan tentang persaingan Amerika Serikat (AS) dan China yang tidak terhindarkan, dan tidak ada kaitannya apakah AS dipimpin oleh Donald Trump atau Joe Biden.
Persaingan itu, kata dia, didorong oleh kekuatan struktural, yaitu kapanpun AS sebagai kekuatan nomor satu dunia sedang disalip oleh kekuatan nomor satu yang sedang berkembang atau "emerging" (China) maka kekuatan nomor satu dunia akan menahan kekuatan yang sedang naik.
Terlepas dari siapa yang bakal menang, Mahbubani menyarankan negara-negara ASEAN kompak bicara dalam satu suara dan menyatakan kepada AS dan China agar tidak saling bersaing. Jika tetap ngotot bersaing, kata dia, AS dan China diminta tidak melibatkan negara ASEAN karena saat ini yang terpenting adalah fokus mengalahkan COVID-19.
Mahbubani menilai Indonesia memiliki peran penting sebagai negara paling besar di ASEAN, dan sekretariat ASEAN berada di Jakarta.
Mengenai "good governance", Mahbubani mengharapkan Golkar Institute mengambil peran penting dalam membangun taya kelola pemerintahan di Indonesia, khususnya dengan tiga prinsip, yakni meritokrasi, pragmatisme, dan "honesty".
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan bisa punya Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang lebih besar daripada Jepang, kata dia, tetapi untuk mewujudkannya Indonesia perlu memperkuat tata kelola yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.
Terakhir, mengenai "global governance" atau kelola global, Mahbubani mengingatkan perlunya memanfaatkan lembaga-lembaga multilateral seperti PBB, G-20, dan lain-lain untuk menyuarakan argumentasi berdasarkan logika dan rasionalitas.
Indonesia selalu memiliki diplomat-diplomat yang baik, dan Mahbubani berharap Golkar Institute bisa terus mendukung Indonesia untuk mempersiapkan lebih banyak lagi diplomat yang baik untuk mencapai "good global governance".
Baca juga: Airlangga ingin Golkar Institute lahirkan banyak kader tangguh
Baca juga: Golkar Institute komitmen cetak kader berkualitas
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021