Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengatakan moderasi agama merupakan salah satu kunci dalam toleransi.
”Jadi semakin beriman seseorang, semakin ber-Pancasila dia. Karena moderasi adalah kunci dari suatu sikap politik, untuk saling rukun dan bisa menerima keberagaman satu sama lain,” ujar Benny Susetyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Pria yang akrab dipanggil Romo Benny ini berharap agar pihak-pihak terkait mau bergotong royong untuk melawan paham seperti intoleransi dan radikalisme dengan moderasi beragama.
Ia mengungkapkan bahwa BPIP hingga saat ini terus mengadakan pelatihan kepada masyarakat dan mengarusutamakan Pancasila.
Baca juga: BPIP dorong generasi Indonesia jadi pelopor gali nilai-nilai Pancasila
”Kami juga bekerja sama dengan instansi-instansi terkait agar Pancasila ini bisa menjadi cara untuk bertindak, berpikir, dan berelasi masyarakat Indonesia. BPIP pun mendorong Pendidikan Moral Pancasila untuk diajarkan kembali dengan melakukan revisi UU Sisdiknas,” tutur Benny.
Lebih lanjut, pria kelahiran Malang, 10 Oktober 1968 itu menyebut bahwa lewat penanaman nilai cinta Tanah Air seperti upacara bendera yang diadakan setiap hari Senin, para siswa diharapkan akan memiliki inklusivitas, berkebudayaan Indonesia dan mengedepankan nilai-nilai Pancasila.
Menurut dia, keragaman dan kemajemukan itu harus diajarkan dari pendidikan tingkat PAUD hingga perguruan tinggi.
“Sehingga nantinya setiap kali kita bicara, beropini di ruang publik atau medsos, tidak ada lagi menyinggung SARA atau menggunakan ujaran hewan-hewan ini dan itu,” ucap alumnus Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang itu.
Baca juga: Kepala BPIP: Maksimalkan media sosial untuk bela negara
Selain itu, Romo Benny juga mengajak kepada seluruh elemen Bangsa Indonesia untuk mau memikirkan kemajuan bangsa Indonesia sehingga bisa menjadi unggul dengan melakukan hal-hal yang produktif dan memikirkan inovasi-inovasi untuk pembangunan bangsa.
“Jasmerah (jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah), itu kata Bung Karno. Mengapa penting kita tidak meninggalkan sejarah? Agar kita tahu bahwa saat itu bangsa ini terbentuk karena rasa persatuan dan saling menghargai perbedaan satu sama lain, kemajemukan yang kita miliki. Itulah salah satu kunci untuk menuju Indonesia unggul,” kata Romo Benny.
Romo Benny mengatakan kini saatnya menerapkan pendidikan yang mengajarkan cinta kepada Tanah Air dan Bangsa Indonesia, sesuai dengan yang diamanatkan para pendiri bangsa, termasuk Ki Hajar Dewantara selaku Bapak Pendidikan Bangsa Indonesia.
Baca juga: BPIP dorong internalisasi Pancasila sejak penyusunan naskah akademik
“Penguasaan informasi itu penting, seperti kata Fransisco Bacon, siapa menguasai informasi dia akan menguasai dunia. Akan tetapi penguasaan terhadap informasi dan teknik informasi harus dimanfaatkan dengan sangat baik dan diarahkan untuk pembangunan nasional, pembangunan bangsa dan negara, bukan malah dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak produktif dan singgung menyinggung SARA.” katanya.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2021