Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebutkan serangan siber yang bersifat sosial justru sangat berbahaya karena langsung berpengaruh pada kejiwaan manusia.Dengan informasi-informasi yang direkayasa, mampu melemahkan kekuatan musuh sebelum diserang secara fisik.
"Secara umum, serangan di ruang siber ada dua jenis. Pertama, yang bersifat technical yang merusak sistem elektronik. Itu disebut malware dan sejenisnya," kata Kepala BSSN Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian di Jakarta, Rabu.
Kedua, serangan yang bersifat sosial yang menyerang atau langsung berpengaruh pada jiwa manusia, meliputi emosi hingga motivasi.
Hal tersebut disampaikannya dalam rapat kerja BSSN dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang membahas evaluasi kinerja BSSN, realisasi anggaran BSSN, perkembangan peluang dan tantangan BSSN, serta peran BSSN dalam menghadapi ancaman siber.
Baca juga: Huawei-BSSN gelar lokakarya keamanan siber
Hinsa menjelaskan bahwa serangan siber yang bersifat sosial itu melalui informasi yang direkayasa, seperti hoaks yang sangat berbahaya karena bisa memengaruhi masyarakat, seperti terjadi di Papua.
Hinsa lantas mencontohkan fenomena di Timur Tengah yang membuktikan bagaimana berbahayanya serangan siber yang bersifat sosial.
Dengan informasi-informasi yang direkayasa, kata dia, mampu melemahkan kekuatan musuh sebelum diserang secara fisik.
Untuk menangkal serangan siber yang bersifat fisik, kata dia, BSSN bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan terkait, misalnya soal hoaks dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Kerja sama dengan instansi terkait sangat erat. Ada command centre dan masing-masing saling memberi informasi. Misalnya, terkait dengan vaksin, yang menangani 'kan Kemenkominfo. Akan tetapi, semua kementerian bertanggung jawab," katanya.
Baca juga: Kepala BSSN: Keamanan siber isu strategis negara
Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas meminta BSSN untuk memperkuat kinerja, terutama dalam penyerapan anggaran dan laporan keuangan agar opini dari BPK makin baik.
Yan juga mengingatkan bahwa serangan siber, terutama yang bersifat sosial, di tengah kondisi pandemi sekarang ini kian meningkat sehingga perlu dicermati dan diantisipasi.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto selaku pimpinan rapat kemudian membacakan kesimpulan, antara lain Komisi I memahami capaian kerja dan realisasi BSSN tahun anggaran 2020 sebesar Rp1,02 triliun atau 96,47 persen dari pagu TA sebesar Rp1,06 triliun.
Komisi I DPR RI mendorong BSSN agar terus berupaya meningkatkan kinerjanya dalam rangka mewujudkan keamanan siber.
Komisi I DPR RI juga telah mendengar bahwa alokasi anggaran BSSN pada tahun 2021 dari semula Rp1,7 triliun mengalami penurunan menjadi Rp1,5 triliun.
Baca juga: Ketua MPR dorong Kominfo-BSSN terus cegah berita hoaks
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021