Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menilai saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) bisa menjadi pilihan menarik bagi investor usai diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 1 Februari 2021 di Istana Negara.PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga merupakan perusahaan tercatat di BEI dengan kode saham BRIS. BRIS termasuk dalam 10 saham syariah dengan kapitalisasi pasar antara seluruh saham syariah yang tercatat di bursa. Dengan pembentukan PT Bank Syariah Ind
"PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga merupakan perusahaan tercatat di BEI dengan kode saham BRIS. BRIS termasuk dalam 10 saham syariah dengan kapitalisasi pasar antara seluruh saham syariah yang tercatat di bursa. Dengan pembentukan PT Bank Syariah Indonesia ini, saham BRIS akan menjadi pilihan investasi yang sangat menarik bagi investor," ujar Inarno saat pembukaan perdagangan BEI dalam rangka pengenalan nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk di Jakarta, Kamis.
Inarno menuturkan, kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi momen yang bersejarah di industri perbankan syariah. BSI merupakan hasil merjer dari tiga anak perusahaan BUMN besar yakni PT Bank Mandiri Syariah (BSM), PT Bank BRIsyariah Tbk., dan PT BNI syariah.
Penggabungan kekuatan ketiga bank syariah milik negara tersebut, lanjut Inarno, tentunya menjadikan BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dengan fundamental yang kuat serta nilai aset yang besar dan berdaya saing global.
"Kehadiran Bank Syariah Indonesia tentunya memberikan harapan yang besar dalam mendorong kemajuan dan keuangan syariah nasional termasuk penguatan aset dan kapitalisasi dalam industri pasar modal syariah indonesia," kata Inarno.
Inarno mengatakan, selama lima tahun terakhir pasar modal syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif di mana jumlah saham syariah mengalami peningkatan yang sangat signifikan sebesar 33 persen dari 318 saham syariah di akhir 2015 menjadi 426 saham syariah per 22 Januari 2021, atau sekitar 60 persen dari total saham tercatat di BEI dengan kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 3.500 triliun atau sekitar 47,5 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI.
"Dari 51 saham baru yang tercatat di BEi tahun 2020 , 38 atau 74,5 persennya merupakan saham syariah. Perkembangan pasar modal syariah juga terlihat pada pesatnya pertumbuhan jumlah investor saham syariah dimana dalam lima tahun terakhir jumlah investor saham syariah di Indonesia meningkat. 1.650 persen. Di mana per desember 2020 investor saham syariah telah mencapai 85.891 investor atau sekitar 5,5 persen dari total investor saham indonesia. Artinya bahwasanya ruang untuk growth itu masih besar sekali untuk investor saham syariah," ujar Inarno.
Inarno menambahkan, beberapa pencapaian perkembangan dalam industri pasar modal syariah selama ini menjadikan Indonesia diakui sebagai pasar modal syariah terbaik di dunia dengan diraihnya penghargaan The Global Best Islamic Capital Market oleh BEI pada ajang penghargaan International Global Islamic Finance atua GIFA secara berturut-turut dalam dua tahun terakhir ini.
"Semoga hadirnya Bank Syariah Indonesia juga mampu meningkatkan peringkat indonesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar dalam persaingan di kancah keuangan internasional. Kami optimis Bank Syariah Indonesia dapat bawa semangat baru dan pelayanan yang lebih optimal berlandaskan prinsip-prinsip syariah untuk semua lapisan masyarkaat di seluruh Indonesia," kata Inarno.
Baca juga: Ketua OJK: Kehadiran Bank Syariah Indonesia telah ditunggu masyarakat
Baca juga: Erick Thohir harap Bank Syariah Indonesia jadi energi baru ekonomi RI
Baca juga: Presiden Jokowi: Jangan berpikir bank syariah hanya untuk muslim
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021