"Selama pandemi COVID-19, rata-rata per bulan volume limbah bisa mencapai 3 ton hingga 5 ton tergantung jumlah pasien yang ada," ujar Wakil Direktur Keperawatan, Pelayanan dan Penunjang Medik RSUDAM dr Mars Dwi Tjahjo saat dihubungi, di Bandarlampung, Kamis.
Ia menjelaskan sejak Maret hingga saat ini terjadi peningkatan volume limbah medis yang cukup signifikan akibat adanya peningkatan jumlah pasien.
Baca juga: Ombudsman dorong peningkatan kualitas pengelolaan limbah medis
"Untuk limbah medis yang dihasilkan pada Maret 2020 mencapai 200 kilogram per bulan, namun semakin bertambahnya pasien, maka terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada volume limbah," katanya pula.
Menurutnya, pengelolaan serta pemusnahan limbah infeksius COVID-19 serta limbah medis biasa dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak ketiga secara berkala setiap pekan.
"Kami upayakan limbah seperti masker, botol vaksin, jarum suntik, dan lain sebagainya tidak ada yang tercecer sebab masih berpotensi menular, sehingga petugas kebersihan pun semua wajib menggunakan alat pelindung diri saat melakukan pemilahan limbah," katanya lagi.
Dia mengatakan volume limbah medis di luar COVID-19, jumlahnya tidak jauh berbeda dari volume limbah COVID-19.
"Volume limbah medis biasa tidak jauh beda dengan limbah COVID-19, berkisar 3.000 hingga 5.000 kilogram," ujarnya lagi.
Baca juga: Ombudsman RI soroti masalah pengelolaan limbah medis semasa pandemi
Baca juga: Pemkab Bogor temukan lagi tumpukan limbah medis di Cigedung
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021