• Beranda
  • Berita
  • Peserta Australian Open dinilai berisiko rendah terpapar COVID-19

Peserta Australian Open dinilai berisiko rendah terpapar COVID-19

4 Februari 2021 16:06 WIB
Peserta Australian Open dinilai berisiko rendah terpapar COVID-19
Petenis Venus Williams terlihat di balkon M Suites di Adelaide Utara, di mana para petenis menjalani karantina wajib sebelum Australia Terbuka yang dijadwalkan dimulai pada 22 Januari 2021. REUTERS / Morgan Sette

“Saya pikir kita semua sudah mengerti bahwa tidak ada jaminan yang pasti di masa pandemi ini,”

Pejabat kesehatan Victoria meyakini 520 partisipan, baik pemain maupun staf pendukung yang berkaitan dengan Australian Open berisiko rendah terpapar virus corona varian baru meski sebelumnya seorang pekerja di hotel karantina di Melbourne dikabarkan positif COVID-19.

Jadwal pertandingan pemanasan pada Kamis di Melbourne Park pun dibatalkan setelah kabar tersebut diumumkan pada Rabu dan 520 orang yang sebelumnya menjalani karantina di Hotel Grand Hyatt diminta untuk melakukan tes dan mengisolasi diri sampai hasilnya keluar.

Baca juga: Ajang-ajang pemanasan Australian Open dibatalkan akibat COVID-19

Dalam briefing yang digelar oleh pemerintah Victoria pada Kamis pagi, para pejabat mengatakan 520 orang yang berkaitan dengan Australian Open itu akan diberikan fasilitas tes COVID-19 yang memadai dan mereka dianggap melakukan “kontak biasa” dengan pekerja hotel tersebut.

“Menurut kami, risiko penularan virus ke pemain tenis dan juga timnya, atau tamu lain di hotel itu (Grand Hyatt) relatif rendah karena mereka selalu berada di dalam kamar, sedangkan para pekerja berada di luar,” kata Chief Health Officer Allen Cheng seperti dikutip Reuters, Kamis.

“Peserta terakhir meninggalkan hotel itu pada 22 Januari lalu, jadi sekarang sudah hampir 14 hari semenjak ia keluar dari hotel tersebut.”

“Kalau dia dan timnya terpapar, maka akan terlihat dalam 14 hari terakhir ini. Oleh karena itu, kami menilai risiko penularannya memang relatif rendah. Tapi kami tetap meminta mereka melakukan tes untuk memastikan. Ini juga merupakan langkah pencegahan,” jelas Cheng.

Australian Open rencananya akan dimulai pada Senin pekan depan. Perdana Menteri negara bagian Victoria Dan Andrews mengatakan temuan kasus pertama COVID-19 varian baru di wilayah setempat tidak akan menjadi ancaman besar bagi penyelenggaraan turnamen tersebut.

“Saya pikir kita semua sudah mengerti bahwa tidak ada jaminan yang pasti di masa pandemi ini,” ujar Andrews.

“Namun untuk saat ini, tenis tidak seharusnya terkena imbas dari pandemi. Situasi ini akan berubah, dan ini akan menjadi tanggung jawab semua pihak,” tambahnya.

Tennis Australia menghabiskan jutaan dolar untuk mengkarantina sekitar 1.200 pemain, pelatih serta ofisial selama 14 hari di Melbourne sejak pertengahan Januari lalu demi penyelenggaraan turnamen Grand Slam tersebut.

Sebagian besar pemain diizinkan untuk berlatih di luar selama lima jam, sedangkan 72 diantaranya dikurung di dalam kamar hotel selama dua minggu setelah salah seorang penumpang di dalam pesawat sewaan yang membawa mereka menuju Australia itu diketahui positif terinfeksi virus corona.

Masa karantina baru berakhir pekan lalu dan para pemain ikut serta dalam enam turnamen di Melbourne Park, termasuk ATP Cup, yang merupakan ajang pemanasan sebelum dimulainya Grand Slam.

Sementara itu, panitia penyelenggara yang sudah berpengalaman mengatur ulang pertandingan akibat hujan, cuaca panas dan asap kebakaran hutan tahun lalu itu mengatakan jadwal laga Jumat akan dirilis pada Kamis malam.

Baca juga: Barty nikmati kemenangan perdana di ajang kompetitif Melbourne
Baca juga: Nadal mundur dari ATP Cup karena masalah punggung saat lawan Australia
Baca juga: Tiga orang masih tinggal dalam karantina Australian Open

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021