Ada tiga target utama yang ingin dicapai dalam penanganan Covid-19 saat ini, yaitu menurunkan penambahan kasus harian, menurunkan angka kematian dan meningkatkan kesembuhan.
"Kita harus tingkatkan kembali strategi dalam penanganan Covid-19, untuk menyempurnakan dan meningkatkan kedispilinan dari berbagai cara yang telah dilakukan," katanya dalam diskusi penanganan pandemi Covid-19 yang digelar secara virtual, Kamis.
Luhut menjelaskan strategi pertama yakni mendorong perubahan perilaku masyarakat. Caranya yakni dengan melakukan operasi perubahan perilaku serta kampanye protokol kesehatan secara sistematis di masyarakat yang melibatkan berbagai kalangan, serta melakukan deteksi awal penyebaran Covid-19 dengan mendorong strategi pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) yang agresif dan tepat sasaran.
Baca juga: Luhut coba alat deteksi COVID-19 GeNose di simpul transportasi
"Kita berharap penyebaran informasi dan kampanye dapat bergerak secara masif dengan melibatkan berbagai lembaga lain, seperti Kemenag dengan mengajak pemuka agama, dan juga Kemendikbud," tambahnya.
Pembangunan fasilitas isolasi terpusat juga menjadi strategi berikutnya yang diutamakan dalam penanganan Covid-19.
"Pemanfaatan Wisma Atlet untuk wilayah Jabodetabek sudah tepat, sehingga dapat menjadi tempat isolasi terpusat, dan dapat membantu mengurangi penyebaran penularan ke keluarga dan menurukan keterisian rumah sakit," jelas Luhut.
Selain itu, pemerintah juga mendorong provinsi dengan kasus positif yang tinggi dapat menyediakan fasilitas isolasi terpusat.
"Manajemen perawatan juga akan terus kita tingkatkan, dengan memastikan adanya ketersediaan tempat tidur rumah sakit serta penyediaan semua obat dan alat yang dibutuhkan," imbuhnya.
Baca juga: Luhut tekankan pengendalian COVID-19 untuk gerakkan ekonomi
Menurut Luhut, manajemen perawatan menjadi strategi penting dengan menyiapkan setiap rumah sakit dapat menerapkan protokol standar terapi penanganan pasien. Dalam manajemen rumah sakit saat tersebut, telah terjadi angka penurunan hari perawatan pada pasien Covid-19.
Strategi berikutnya, sambung dia, adalah akselerasi vaksinasi Covid-19, yang dimulai dari tenaga kesehatan, pelayanan publik, kelompok rentan, dan juga daerah-daerah yang menjadi prioritas. Daerah yang dianggap prioritas, adalah daerah yang memiliki positivity rate (angka positif) tinggi.
"Masalah vaksin ini masih terus dalam proses pengerjaan, kita harapkan target kita mencapai 70 persen herd immunity (kekebalan komunitas) dapat kita capai dalam jangka waktu 12 bulan," ujarnya.
Luhut menambahkan, penurunan mobilitas juga menjadi langkah yang penting untuk dilakukan guna mengendalikan penambahan kasus.
"Berdasarkan pengalaman, dibutuhkan penurunan mobilitas di atas 30 persen untuk mengendalikan penambahan kasus, sehingga akan ada penyesuaian peraturan dan kebijakan akan hal ini," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono menjelaskan saat ini, dari sekian kasus penyebaran Covid-19, sebagian besar penularan tidak dapat terdeteksi asal dan usulnya.
"Sehingga, kebijakan 3T dalam testing dan tracing perlu ditingkatkan," katanya.
Hariadi mengungkapkan usulannya terkait testing yang terjangkau oleh masyarakat dari segi biaya dan jarak serta tracing melibatkan seluruh unsur masyarakat di tingkat kelurahan atau keluarga di bawah tanggung jawab dari pemerintah daerah setempat.
Ahli epidemiologi dari UI, Pandu Riono, menambahkan, saat ini yang perlu ditingkatkan adalah kebersamaan dan kesadaran seluruh masyarakat dalam penyelesaian Covid-19.
"Usulan saya, pemerintah dapat bekerja sama dengan seluruh mitra terkait, baik dari skala besar ataupun kecil, atau juga mitra swasta untuk menekankan kepada masyarakat akan pentingnya penanganan pandemi Covid-19," ujarnya.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021