• Beranda
  • Berita
  • Gencarkan kerja sama internasional, Pengamat: KKP perlu peta jalan

Gencarkan kerja sama internasional, Pengamat: KKP perlu peta jalan

5 Februari 2021 09:23 WIB
Gencarkan kerja sama internasional, Pengamat: KKP perlu peta jalan
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim. ANTARA/HO-Dok Pribadi
Pengamat sektor perikanan dan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim mengingatkan, gencarnya kerja sama internasional yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu ada peta jalan atau perencanaan jangka panjang.

"Kerja sama (dengan pihak luar) ini bisa dinilai apabila Menteri Kelautan dan Perikanan membuka peta jalan yang akan dilaksanakan oleh kementeriannya," kata Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Sebagaimana diketahui, KKP berencana menggelar kerja sama dengan Vietnam dalam bidang perikanan budidaya, termasuk dalam pembesaran lobster yang dinilai adalah salah satu keunggulan Vietnam.

Wacana kerja sama dengan Vietnam, menurut Abdul Halim, perlu dikonkretkan dalam bentuk peta jalan kerja sama budidaya lobster yang terukur dan mampu menggerakkan usaha pembenihan dan pembesaran lobster di dalam negeri yang bisa berujung pada meningkatnya kesejahteraan pembudidaya lobster

"Vietnam lebih bersungguh-sungguh dalam pengembangan usaha budidaya lobster sejak tahun 1970," paparnya.

Dalam konteks itu, ujar dia, ada hal-hal strategis yang bisa dikuasai dan dipraktekkan di dalam negeri

Namun, lanjutnya, tentu saja hal itu perlu dipastikan dengan penyesuaian berdasar karakteristik wilayah pengembangan usaha lobster di dalam negeri

"Kerja sama adalah hal lumrah sepanjang dimanfaatkan untuk kepentingan nasional," katanya.

Ia menegaskan, untuk menilainya, bentuk kerja sama yang akan dilakukan perlu disampaikan ke publik sehingga membuka peluang untuk partisipasi aktif dan pengawasan publik agar tidak terjadi penyimpangan.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan rencananya untuk berkolaborasi dengan Vietnam dalam bidang sektor perikanan budidaya, khususnya dalam teknologi pembesaran lobster.

"Vietnam memiliki pengalaman keberhasilan pada bidang budidaya, khususnya dalam teknologi pembesaran lobster," kata Sakti Wahyu Trenggono.

Menurut Trenggono, melalui kerja sama dengan negara yang telah memiliki keberhasilan dalam budidaya, sektor budidaya perikanan Indonesia bisa lebih baik dan berdaya saing tinggi.

Menteri Trenggono yang telah memiliki misi untuk memajukan budidaya lobster tersebut, berencana mengajak Vietnam berkolaborasi, sebagai salah satu langkah dalam mendorong kemajuan sektor budidaya.

Ia yakin dengan kemiripan yang dimiliki serta hubungan baik yang terjalin antara Indonesia dan Vietnam sejak lama, kedua negara ini bisa bekerja sama dengan baik, khususnya dalam memajukan sektor perikanan.

Selain itu, KKP juga telah berkolaborasi dengan Korea dalam mengkaji terkait pemanfaatan anjungan minyak lepas pantai yang sudah tidak digunakan lagi untuk produksi perikanan budidaya di Tanah Air.

Sejak 2017, KKP melalui Pusat Riset Kelautan, bekerja sama dengan Korea Maritime and Ocean University Consortium, untuk melakukan penelitian dan studi tentang pemanfaatan kembali anjungan lepas pantai yang ditinggalkan untuk program terumbu karang.

Kemudian, pada 2019, KKP dan KMOUC sepakat membentuk Korea - Indonesia Offshore Research Cooperation Center dengan fokus kerja sama pada isu yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan, serta pembangunan kapasitas dan menjembatani platform untuk kerja sama sektor Industri Indonesia - Korsel.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021