"Mazda akan merevisi rencana produksinya, yang berdasarkan atas asumsi saat ini yang akan mempengaruhi sekitar 7.000 kendaraan secara global pada Februari," kata kepala eksekutif Akira Marumoto yang dikutip dari Reuters, Jumat.
Kekurangan semikonduktor, yang dalam beberapa kasus diperburuk oleh tindakan mantan pemerintahan AS terhadap pabrik chip di China, membuat produsen mobil global membatasi produksi dan menutup jalur perakitan.
Baca juga: Mazda masih prihatin, penjualan AS, China, Eropa turun
"Situasinya sangat tidak stabil saat ini, tetapi kami sedang menuju perbaikan setiap hari," kata Marumoto dari Mazda.
"Kami akan meminimalkan dampak kekurangan semikonduktor melalui konsultasi dan penyesuaian sehari-hari dengan pemasok kami," tambahnya, seraya menjelaskan bahwa perkiraan pendapatan setahun penuh perusahaan sudah tercermin dengan adanya dampak dari kekurangan untuk penjualan dan pendapatan.
Mazda menaikkan perkiraan operasi setahun penuh menjadi nol dari perkiraan kerugian sebelumnya mencapai 40 miliar yen, karena kemajuan yang stabil dalam perbaikan biaya pemasaran, campuran carline dan pengurangan biaya tetap.
Prediksi itu lebih tinggi dari perkiraan kerugian rata-rata 28,95 miliar yen berdasarkan prediksi dari 16 analis yang disurvei oleh Refinitiv.
Pada pekan lalu, Mazda sedang mempertimbangkan untuk memangkas produksi globalnya dengan total 34.000 kendaraan pada Februari dan Maret karena kekurangan chip, dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada hari Rabu (3/2) waktu setempat.
Tapi, Marumoto mengatakan bahwa Mazda "tidak akan membuat penyesuaian yang melebihi 30.000 kendaraan."
Baca juga: NHTSA minta Ford "recall" 3 juta mobil karena masalah kantung udara
Baca juga: Mazda perluas dan luncurkan jajaran kendaraan baru mulai 2022
Baca juga: Mazda CX-3 edisi 100th hadir hanya 70 unit di Australia
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021