"Saya harapkan teman-teman di kabupaten berkolaborasi melakukan penanganan dan pembenahan serta menjaga kebersihan. Yang terpenting, juga tetap memperhatikan protokol kesehatan apalagi masih dalam kondisi COVID-19," kata Ali Baal Masdar di Mamuju, Jumat.
Gubernur menyatakan yang juga perlu mendapat penanganan, yaitu masyarakat diberikan "trauma healing" apalagi masih terjadi beberapa gempa susulan.
"Saya berharap 'stakeholder' atau pemangku kepentingan terkait perlu menerjunkan tim yang mampu melakukan penanganan trauma kepada para pengungsi," harap Ali Baal Masdar.
Baca juga: KPID Sulbar serukan lembaga penyiaran bantu tangkal hoax gempa
Sementara Danrem 142 Tatag Brigjen TNI Firman Dahlan menyampaikan bahwa yang menjadi prioritas utama pascabencana alam di Sulbar adalah pencarian dan evakuasi, perawatan korban, penyaluran bantuan kemanusiaan.
Kemudian, pengembalian roda perekonomian, pengembalian operasional layanan pemerintah, fasilitas umum dan sosial, pelayanan pengungsian dan kesehatan, menjamin ketersediaan BBM khususnya di rumah sakit, pendataan kerusakan rumah masyarakat dan menjamin kelancaran arus transportasi antardaerah.
"Dengan berakhirnya masa tanggap darurat, sebenarnya berbagai fasilitas bantuan sudah harus dikembalikan kepada pemiliknya. Namun pihak kami sudah menyurat agar fasilitas tersebut masih tetap standby, begitu juga dari personel kami (TNI), tetap siap membantu," kata Firman Dahlan yang juga sebagai Komandan Satgas Penanggulangan Bancana Gempa Bumi Sulbar.
Baca juga: Pemprov Sulbar verifikasi kerusakan infrastruktur akibat gempa
Sedangkan Sekretaris Provinsi Sulbar, Muhammad Idris menyampaikan, dengan berakhirnya masa tanggap darurat maka berakhir pula segala tugas yang telah dicapai.
Namun lanjut Muhammad Idris yang juga sebagai Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Bancana Gempa Bumi Sulbar, sejumlah tugas baru kembali menunggu dan harus segera diselesaikan
"Tugas-tugas berat yang masih menghadang saat ini adalah aspek kesehatan. Seperti kita ketahui, jumlah pengungsi sesuai yang terdata, yakni mencapai 71.000 orang dan itu rentan dengan adanya penyakit atau gangguan kesehatan diantara mereka," terang Muhammad Idris.
Baca juga: Investigasi dampak gempa Sulbar, Unand kirim Tim Pusat Studi Bencana
Pewarta: Amirullah
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021