"Saat ini ada lima desa yang terdampak banjir, yakni Desa Brangkal, Gondang Manis, Banjarsari, Pucangsimo, dan Bandar Kedungmulyo," kata Anggota Pusdalops BPBD Kabupaten Jombang Pepi Stevy Maria di Jombang, Sabtu.
Ia mengatakan saat ini warga yang mengungsi terus bertambah. Pengungsi hingga Sabtu (6/2) pagi terdata sekitar 1.200 jiwa.
Baca juga: Bantu logistik korban banjir, Dinsos Jombang dirikan dapur umum
Baca juga: Banjir setinggi 1 meter masih genangi dua desa di Jombang
Mereka tinggal di lokasi pengungsian yang telah disiapkan oleh Pemkab Jombang. Lokasi pengungsian utama ada di dua titik, yakni di Desa Brangkal dan Desa Gondang Manis, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang.
Namun, untuk lokasi dapur umum tetap di kantor Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Petugas serta relawan dapur umum menyediakan kebutuhan logistik, baik untuk kebutuhan makan maupun minum.
Stevy mengungkapkan ketinggian air saat ini masih cukup tinggi sekitar 20 cm, bahkan ada yang 3 meter, tergantung daerahnya.
"Rata-rata mulai 20 cm, tapi ada yang 3 meter. Itu memang posisi topografinya rendah," katanya.
Sebelumnya, Bupati Jombang Mundjidah Wahab memastikan kebutuhan untuk korban banjir di daerah itu tercukupi, sehingga warga yang mengungsi tidak perlu khawatir. Pemkab Jombang juga akan mengirimkan air bersih, mobil MCK dan kebutuhan lainnya.
Bupati juga langsung koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas terkait solusi tanggul jebol tersebut. Hal ini dilakukan karena sungai itu merupakan kewenangan dari BBWS. "Kami langsung berkoordinasi dengan BBWS Brantas, karena sungai ini kewenangan BBWS," ujar Bupati.
Baca juga: Gubernur Jatim bersiap teruskan pembangunan tanggul antisipasi banjir
Baca juga: Sejumlah tanggul di Jombang rusak akibat banjir
Banjir yang terjadi di Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang karena tanggul jebol. Panjang jebolnya juga beragam antara 4-5 meter. Akibat tanggul Sungai Afvour Besuk dan Afvour Brawijaya yang jebol tersebut, air sungai meluber memasuki areal persawahan dan pemukiman penduduk.
Hingga kini, tanggul belum dilakukan penutupan karena debit air yang masih tinggi. Terlebih lagi, jika di hulu terjadi hujan, debit air akan semakin tinggi, sehingga luapannya juga ikut tinggi.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021