• Beranda
  • Berita
  • Mensos dukung seni daur ulang kertas untuk usaha disabilitas

Mensos dukung seni daur ulang kertas untuk usaha disabilitas

7 Februari 2021 21:17 WIB
Mensos dukung seni daur ulang kertas untuk usaha disabilitas
Menteri Sosial Tri Rismaharini (tengah) saat menyampaikan kata sambutan pada peresmian jalan dan fasilitas sanitasi di Kampung Jaha, Kelurahan Pager Agung, Kecamatan Walantaka, Kota Serang Provinsi Banten, Ahad, 7 Februari 2021 (ANTARA/Istimewa)
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan dukungan kepada Balai Disabilitas Nipotowe di Palu, Sulawesi Tengah, yang memberikan terapi kewirausahaan berupa produksi seni daur ulang kertas kepada penyandang disabilitas intelektual.

"Tolong produksinya dikirim ke Jakarta, hasilnya kita kembalikan," kata Risma, menurut siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad.

Dukungan Risma tersebut disampaikan melalui pesanan instan WhatsApp. Risma ingin hasil produksi daur ulang karya disabilitas intelektual binaan Balai Disabilitas Nipotowe Palu dipromosikan di Jakarta agar penyandang disabilitas bisa hidup sejahtera.

Terapi kewirausahaan produksi seni daur ulang kertas tersebut digagas Balai Disabilitas Nipotowe bekerja sama dengan Yayasan Kumala dan Lembaga Pengolahan Sampah Nusantara.

Baca juga: Mensos: Pembangunan jalan bagian penting kesejahteraan masyarakat

Baca juga: Mensos usulkan pemberian tanda di rumah penyandang disabilitas


Kepala Balai Disabilitas Nipotowe Syaiful Samad mengatakan meskipun daur ulang kertas merupakan hal baru yang dilatihkan, dia yakin penyandang disabilitas intelektual dapat melakukannya.

"Kita mulai dari dorongan diri sendiri bahwa kita bisa. Produksi pengolahan daur ulang kertas dapat menjadi peluang usaha bagi disabilitas intelektual karena selain memiliki pasar, daur ulang kertas ramah lingkungan dan memiliki keunikan tersendiri karena dikerjakan oleh disabilitas intelektual," katanya.

Syaiful berharap hasil karya penyandang disabilitas intelektual tidak hanya dinikmati oleh masyarakat karena kualitasnya tetapi juga karena memiliki nilai seni.

"Selama ini ada stigma bahwa disabilitas intelektual tidak bisa. Kami ingin stigma tersebut berubah dengan membuktikan bahwa hasil karya disabilitas intelektual juga bisa bersaing, berkualitas, bernilai seni dan dinikmati oleh masyarakat," tuturnya.

Pelatih dari Yayasan Kumala Dindin mengatakan seni daur ulang kertas dapat dilakukan penyandang disabilitas karena prosesnya tidak memerlukan keahlian khusus dan sangat sederhana.

"Seni daur ulang kertas ini seni mengolah sampah menjadi barang bernilai jual. Sesuatu yang dianggap tidak berguna, bekas, dan tidak bernilai sehingga dianggap sampah, diolah menjadi barang berharga dan bernilai seni tinggi," katanya.

Untuk menjangkau lebih banyak penyandang disabilitas agar dapat mengakses pelatihan, Balai Disabilitas Nipotowe melaksanakan pelatihan training of trainer yang diikuti 30 orang.

Peserta terdiri dari beberapa lembaga di sekitar Kota Palu, yaitu LKS Tadulako, Mekar Abadi Sigi, Muhamadiyah Palu, organisasi disabilitas seperti Gerkatin, juga orang tua dan disabilitas intelektual.*

Baca juga: Mensos berdayakan anak jalanan kelola kafe

Baca juga: KPK perpanjang penahanan mantan Mensos Juliari Batubara

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021