Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman menyatakan BUMN lain perlu meniru kinerja PT Pertamina (Persero), yang mampu meraih laba sekitar satu miliar dolar AS atau Rp14 triliun pada 2020 lalu.Dengan kinerja seperti itu, maka Pertamina sebagai BUMN energi mampu memberikan harapan bagi negeri ini
"Ini tentu perlu diapresiasi dan dijadikan contoh untuk BUMN-BUMN lain. Penghargaan kepada jajaran Komisaris dan Direksi Pertamina," katanya dalam rilis di Jakarta, Senin.
Menurut dia, dengan kinerja seperti itu, maka Pertamina sebagai BUMN energi mampu memberikan harapan bagi negeri ini.
"Kita tentu bergembira hati dan bersuka cita atas sangat baiknya laporan kinerja Pertamina pada tahun 2020, perolehan laba luar biasa," ucapnya.
Bukan hanya nominalnya yang sangat besar, kata Mahfudz, tapi yang lebih penting, perolehan laba didapat pada saat kondisi perekonomian berada dalam kondisi berat.
"Pandemi COVID-19 yang sudah hampir satu tahun kita hadapi dan sepertinya belum ada tanda-tanda akan berakhir, sangat berat kita rasakan, di semua bidang dan di seluruh dunia, termasuk Indonesia," katanya.
Mahfudz menambahkan BUMN-BUMN yang menjadi penyokong penting dalam perekonomian, terkena imbas yang lumayan berat.
Hal tersebut, lanjutnya, bisa dilihat dari laporan kinerja BUMN, dengan semua sektor mengalami penurunan laba yang signifikan dan bahkan ada yang merugi.
"Padahal, dari BUMN-lah kita mengharapkan dividen, sebagai salah satu sumber pendapatan pada APBN kita. Tak terkecuali Pertamina, mengalami hambatan dan tantangan berat. Namun, ternyata (Pertamina) mampu meraih laba signifikan, ini tentu hasil dari komitmen dan kemampuan jajaran Komisaris dan Direksi Pertamina yang mumpuni, mereka mampu menciptakan dan memanfaatkan peluang di tengah tantangan yang berat," katanya.
Ia juga menyatakan harus memberikan apresiasi kepada Menteri BUMN Erick Tohir beserta jajarannya, yang mampu melaksanakan fungsi pengarahan dan pengawasan dengan baik.
Sebelumnya, pengamat energi menilai keberhasilan Pertamina memperoleh laba di atas satu miliar dolar AS di tengah pandemi COVID-19 tak lepas dari strategi bisnisnya yang tepat.
"Apa yang telah dicapai oleh Pertamina memperoleh laba hingga Rp14 triliun merupakan suatu hal yang luar biasa, dengan strategis bisnis yang tepat. Strategi Pertamina dalam rangka menghadapi tripple shocks saat pandemi bisa berbuah manis," kata Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan.
Pada semester I 2020, keuntungan Pertamina sempat anjlok dengan mencatatkan kerugian hingga Rp11 triliun. Penyebabnya, menurut dia, BUMN energi ini mengalami triple shocks yakni menurunnya harga minyak dunia, menurunnya permintaan, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Namun, dengan strategi bisnis yang tepat, Pertamina berhasil melakukan rebound, sehingga akhir 2020 bisa membukukan keuntungan.
Menurut Mamit, ada sejumlah faktor pendorong yang menyebabkan Pertamina mengalami keuntungan, yakni berhasil melakukan efisiensi dengan memangkas biaya produksi, serta berhasil meningkatkan produksi di tengah harga minyak mentah dunia terkoreksi.
Baca juga: Menteri BUMN rombak susunan komisaris dan direksi Pertamina
Baca juga: Pertamina mulai produksi baterai listrik untuk sepeda motor
Baca juga: Penguatan GCG Pertamina dinilai mampu tingkatkan kepercayaan publik
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021