Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengawal produksi perdana energi biofuel bensin sawit bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).Kami menjadwalkan juga panen perdana peremajaan sawit rakyat (PSR), sekaligus meresmikan hilirisasi minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati bensin sawit. Ini minyak sawit dari lahan PSR itu.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex di Sekayu, Senin, mengatakan saat ini proses sedang berlangsung dengan harapan Presiden Joko Widodo bisa meresmikannya.
“Kami menjadwalkan juga panen perdana peremajaan sawit rakyat (PSR), sekaligus meresmikan hilirisasi minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati bensin sawit. Ini minyak sawit dari lahan PSR itu,” kata dia.
Baca juga: Penyaluran biodiesel 2020 capai 8,46 juta KL
Sementara ini Muba sudah memproduksi Industry Vegetable Oil (IVO) yang memenuhi standar untuk bahan bakar bensin sawit (bensat) dan avtur.
“Dijadwalkan Februari 2021 ini. Saya harap dapat dihadiri langsung Presiden Jokowi yang sebelumnya (2017) telah me-launching program replanting Muba yang pertama di Indonesia,” kata dia.
Kabupaten Muba berkeinginan menjadikan pekebun sawit sejahtera, mandiri, berdaulat, dan berkelanjutan.
Dodi juga menjelaskan Pemerintah Kabupaten Muba telah berupaya mendukung Program Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dengan mendeklarasikan Muba Sustainable Palm Oil Initiatif (MSPOI) melakukan berbagai rencana aksi.
Baca juga: Airlangga sebut kelapa sawit komoditas paling efisien gunakan lahan
Muba mencegah deforestasi melalui moratorium izin baru dan peningkatan produktivitas dengan replanting, pendekatan lanscape melalui pendekatan satu kesatuan kawasan yang saling mempengaruhi dan memperhatikan area-area dengan nilai konservasi tinggi (high conservation value/HCV).
Lalu, pekebun juga dipastikan tidak menggarap lahan gambut melalui moratorium izin kebun di lahan gambut dan restorasi lahan gambut dengan rewetting, revegetation, revetalisasion bersama BRG dan KLHK, mencegah exploitasi tenaga kerja anak di bawah umur dan perempuan melalui sosialisasi kepada pekebun dan perusahaan-perusahan dan pemantauan berkala.
Selain itu, Muba juga juga membangun area sumber komoditi tersertifikasi dengan keterlacakan kebun dan produksi serta mendorong penggunaan pupuk alami dan mengurangi residu pupuk.
“Terakhir, kami ingin pabrik mendekati ke rantai pasok sehingga meningkatkan pendapatan petani dengan pengurangan biaya transportasi dan mengurangi emisi kendaraan dengan jarak tempuh yang pendek,” “kata dia.
Koalisi Clean Biofuel For All, Direktur Perkumpulan Lingkaran Hijau Hadi Jatmiko mengatakan sangat mengapresiasi Pemkab Muba atas pembenahan hulu dalam pengembangan produk sawit jadi bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan.
Koalisi yang terdiri dari 10 organisasi kemasyarakatan dan organisasi non pemerintah (NGO) baik yang berada di tingkat lokal, nasional dan internasional terus mengkampanyekan pentingnya energi (biofuel) yang bersih, tidak merusak lingkungan dan memberikan keadilan bagi masyarakat atau yang dikenal dengan no deforestation, no peat, and no exploitation (NDPE).
“Muba sudah melakukan itu semua dan kami yakin sawit Muba bersih, ramah lingkungan dan berkeadilan bagi masyarakat. Ini dapat menjadi contoh bagi daerah- daerah lainnya di Indonesia,” kata dia.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021