"Kami melakukan sejumlah penyesuaian jadwal agar bisa memenuhi kebutuhan para pengguna dengan tetap mempertahankan jumlah frekuensi perjalanan setiap hari," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam keterangan pers yang diterima di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, jadwal keberangkatan kereta pada jam sibuk di pagi dan sore hari ditambah untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna. Setiap hari, terdapat 20 perjalanan KRL Yogyakarta-Solo pulang pergi.
Baca juga: KRL Yogyakarta -- Solo mulai beroperasi penuh 10 Februari 2021
Pada jadwal keberangkatan yang sudah disesuaikan, terdapat tiga perjalanan kereta pada pagi hari dari Yogyakarta menuju Solo Balapan yaitu dari pukul 05.15 WIB, 06.28 WIB, dan 06.59 WIB, sedangkan pada sore hari dijadwalkan pada pukul 15.50 WIB, 17.31 WIB, dan perjalanan kereta terakhir dari Yogyakarta dilakukan pukul 19.10 WIB.
Dari Solo Balapan menuju Yogyakarta, terdapat dua perjalanan pada pagi hari yaitu pukul 05.05 WIB, dan pukul 06. 31 WIB, dan pada sore hari jadwal perjalanan dilakukan pukul 16.16 WIB, 17.42 WIB dan 19.10 WIB untuk kereta terakhir.
"Para pengguna KRL diimbau memeriksa kembali jadwal perjalanan mereka melalui KRL Access," katanya.
Baca juga: KRL tak layani pemberangkatan dari Maja dan Sudimara mulai 10 Februari
KRL Yogyakarta-Solo akan menggantikan secara penuh operasional Kereta Prambanan Ekspress (Prameks) yang kemudian hanya akan melayani perjalanan relasi Yogyakarta-Kutoarjo.
Sebelumnya, KRL Yogyakarta-Solo sudah menyelesaikan masa uji coba perjalanan pada 1-7 Februari yang diikuti total 7.336 penumpang KRL yang dioperasionalkan untuk pertama kali di luar wilayah Jabodetabek. Puncak peserta uji coba tercatat Minggu (7/2) sebanyak 1.226 orang.
"Operasional KRL Yogyakarta-Solo juga akan tetap mengikuti aturan protokol kesehatan yang berlaku dan ada pula aturan tambahan yaitu penumpang lansia atau berusia lebih dari 60 tahun hanya dapat menggunakan KRL dan Prameks di luar jam sibuk yaitu dari pukul 10.00 WIB-14.00 WIB," katanya.
Penumpang diizinkan membawa barang dengan dimensi maksimal 100x40x30 cm, sedangkan balita untuk sementara masih dilarang naik KRL dan Prameks.
Jumlah maksimal penumpang di dalam satu gerbong 74 orang sebagai upaya untuk memastikan protokol jaga jarak dapat dipatuhi. Penumpang hanya boleh duduk atau berdiri di tempat yang tidak diberi tanda larangan.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021