Tantangan tahun 2021 akan jauh lebih berat, namun diyakini Pelindo 1 tetap menjadi penguasa pasar terbesar jasa kepelabuhanan
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 menargetkan pertumbuhan bisnis peti kemas dan kargo pada tahun 2021 sebesar 10-22 persen, seiring penguatan bisnis jasa kepelabuhanan, digitalisasi pelabuhan, layanan logistik terintegrasi serta berkolaborasi dengan para stakeholder dan investor.
Aktivitas bongkar muat peti kemas pada 2021 ditargetkan mencapai 1,57 juta TEUs, meningkat 10 persen dibandingkan realisasi tahun 2020 yang sebesar 1,42 juta TEUs. Saat yang bersamaan, volume general cargo, curah cair, dan curah kering diproyeksikan mencapai 30,2 juta ton, tumbuh 22 persen tahun 2020 sekitar 24,8 juta ton.
“Tantangan tahun 2021 akan jauh lebih berat, namun diyakini Pelindo 1 tetap menjadi penguasa pasar terbesar jasa kepelabuhanan,” kata Direktur Utama Pelindo 1 Dani Rusli Utama dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan untuk mencapai target tersebut, Pelindo 1 mengembangkan empat prinsip dasar bisnis dan layanan yakni lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan lebih baik dalam tampilan atau kemasan layanan.
Proyeksi pertumbuhan yang signifikan tersebut didasarkan pada potensi besar yang dimiliki Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE) dan optimalisasi Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan Fase 2.
Pelindo 1 juga memperkuat bisnis marine services, integrated port & industrial area, digitalisasi pelabuhan, layanan logistik yang terintegrasi serta berkolaborasi dengan para stakeholder dan investor.
Dani menjelaskan pada 2021, kinerja Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE), kawasan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri, juga terus berkembang seiring meningkatnya aktivitas ekonomi.
Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT), sebagai bagian dari Kuala Tanjung PIE, memiliki panjang dermaga 500 x 60 meter. Pelabuhan yang beroperasi sejak 2019 ini memiliki kapasitas bongkar muat peti kemas hingga 600.000 TEUs dan tangki timbun CPO 100.000 metrik ton per tabun.
Peningkatan trafik kunjungan kapal yang signifikan terjadi di KTMT, selama tahun 2020 kunjungan kapal sebanyak 277 call, naik 113 persen dibandingkan tahun 2019 sebanyak 130 call. Sama halnya dengan trafik bongkar muat peti kemas, curah cair, maupun general cargo juga meningkat signifikan.
Tahun 2021, Pelindo 1 juga akan mengoptimalkan layanan di Pelabuhan Belawan melalui Terminal Petikemas Belawan Fase 2 yang memiliki panjang dermaga 350 meter dilengkapi dengan peralatan bongkar muat modern seperti 4 unit Ship to Shore (STS) Crane, 12 unit Automatic Rubber Tyred Gantry (ARTG), dan 20 Terminal Tractor dengan container yard seluas 350 x 306 meter untuk mendukung aktivitas bongkar muat peti kemas yang menerapkan pola operasi dan teknologi yang berstandar internasional.
Kawasan industri
Pelindo 1 sedang membangun sarana dan fasilitas bunker penunjang bahan bakar minyak (BBM) dan jalur pipa gas di KTMT guna memenuhi kebutuhan energi di kawasan industri.
Selain itu, bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Kawasan Industri Medan (Persero), Pelindo 1 melakukan kerja sama angkutan barang berbasis kereta api untuk meningkatkan konektivitas antara pelabuhan dan kawasan industri melalui jalur kereta api agar mendorong efisiensi arus logistik di Indonesia.
Pelindo 1 juga bekerja sama dengan dua anak perusahaan Pelindo 2, yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk dan PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia dalam pengelolaan terminal kendaraan dan pengoperasian peralatan pelabuhan di wilayah Pelindo 1.
Terjun ke bisnis e-logistic, Pelindo 1 bekerja sama dengan dua perusahaan logistik besar di Indonesia yakni Haistar dan LODI untuk pengelolaan fulfilment service dengan mengoptimalkan seluruh potensi logistik dengan pemanfaatan IoT (Internet of Things).
Fokus Pelindo 1 lainnya pada tahun 2021, adalah mengembangkan bisnis marine services. Tujuannya adalah memaksimalkan manfaat ekonomi Selat Malaka yang merupakan salah satu selat tersibuk di dunia dengan trafik kapal yang melintas mencapai 200 kapal per hari atau sekitar 80.000 kapal per tahun.
“Selat Malaka merupakan jalur perdagangan dunia karena 40 persen barang ekspor-impor diperdagangkan melalui selat ini. Juga menjadi jalur utama bagi 80 persen kapal pengangkut minyak dan LNG dari Timur Tengah menuju Negara China, Jepang, Korea, dan sebagian Amerika,” ujar Dani.
Untuk memanfaatkan potensi Selat Malaka tersebut, bisnis marine services Pelindo 1 di Selat Malaka dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang meliputi 127 orang pilot/pandu bersertifikat dan berpengalaman, 36 unit kapal pandu, 22 unit kapal tunda, 30 unit pilot portable unit, 10 unit Automatic Identification System (AIS), dan 12 VTS stations.
Baca juga: Meski pandemi, kinerja Pelindo 1 tumbuh positif sepanjang 2020
Baca juga: Otoritas pelabuhan: Pembangunan Terminal Kalibaru terus berlanjut
Baca juga: Pelindo III dan Sarinah kolaborasi berdayakan UMKM di Pelabuhan Benoa
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021