Para pelaku industri pariwisata, termasuk agen perjalanan (travel agent), optimistis minat berwisata di tanah air meningkat pada 2021 menyusul program vaksinasi COVID-19 oleh pemerintah untuk mengakhiri pandemi dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).Paling banyak Labuan Bajo kalau corporate. Raja Ampat, Sumba juga, Yogya, kemarin kita bawa grup ke Semarang, Yogya, Bromo
Mariani Tjan, pelaku bisnis agen perjalanan yang menaungi Dwidaya Tour, mengatakan saat vaksin COVID-19 mulai didistribusikan, permintaan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri pun mulai berdatangan meski masih menunggu aturan terbaru.
"Saya kan bisa menangangi corporate, permintaan untuk 2021 sudah ada tapi kebanyakan Q3 minta ke Korea dan Jepang meski belum dibuka tapi kita udah request ke sana dan sudah dijawab, mereka kan berpikir setelah vaksin sudah bisa jalan," kata Mariani kepada ANTARA, Senin.
Baca juga: Kemenparekraf upayakan GeNose untuk destinasi wisata prioritas
Tak hanya itu, Mariani juga mengatakan bahwa pihaknya sudah diminta membuat rencana perjalanan ke Qatar untuk acara Piala Dunia 2022. "Kita udah ada yang minta buat Piala Dunia, ada perusahaan kosmetik besar, dia udah minta ke kita buat 1.000 orang untuk ke Qatar."
Selama masa pandemi, perjalanan keluar negeri bisa dibilang hampir tidak ada permintaan, kecuali untuk wilayah Turki, Dubai, dan Maladewa.
Sementara untuk destinasi dalam negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan lima destinasi super prioritas yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Likupang (Sulawesi Utara), dan Mandalika (Nusa Tenggara Barat).
Akan tetapi, perjalanan wisata domestik yang menggunakan agen perjalanan tidak terlalu banyak, sebab rata-rata wisatawan lokal tidak membutuhkan pemandu dan reservasi untuk hotel dan tiket, apalagi saat ini trennya lebih banyak lewat perjalanan darat atau road trip.
Mariani mengatakan dari lima destinasi super prioritas, yang paling banyak dipilih adalah Labuan Bajo dan kawasan Yogyakarta dan sekitarnya, namun peminatnya lebih banyak dari perusahaan. Untuk individu dan keluarga lebih memilih berjalan sendiri.
Baca juga: Kemenparekraf susun rencana pengembangan Ubud
"Paling banyak Labuan Bajo kalau corporate. Raja Ampat, Sumba juga, Yogya," kata Mariani.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, mengatakan masyarakat Indonesia cukup percaya diri saat melakukan kunjungan ke destinasi wisata domestik sedangkan ke luar negeri masih banyak yang membutuhkan pemandu serta untuk mengurus rencana perjalanan.
"Karena kalau sesama WNI mereka enggak akan menemui kesulitan kayak lagi di luar negeri," ujar Pauline.
Pauline mengatakan pihaknya rutin memberikan pelatihan untuk mengenalkan tujuan wisata yang ada di Indonesia, terlebih pada destinasi super prioritas.
"Teman-teman agen paling apal sama rute Singapura, Jepang, Korea. Sekarang kita memperkenalkan destinasi-destinasi lokal ke teman-teman yang frontliner," kata Pauline.
"Kita kan punya anggota di seluruh Indonesia, karena sekarang kita belum bisa jualan ya sekarang pengenalan produk aja," imbuhnya.
Tahun 2021 menjadi tahun yang penuh tantangan dan harapan bagi pelaku industri pariwisata. Peraturan pemerintah pun menjadi acuan untuk para agen perjalanan untuk bergerak.
"Kita mendukung banget upaya pemerintah untuk menanggulangi COVID-19 cuma kan harus dibarengi juga dengan disiplinnya masyarakat," imbuhnya.
Baca juga: Pantai versus gunung, apakah kepribadian pengaruhi tujuan wisata?
Baca juga: Festival salju Sapporo tetap berlangsung secara virtual
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021