Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro menyerahkan GeNose C19 kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Jakarta, Selasa.
"Kami bermaksud menghibahkan satu alat GeNose, mungkin awalnya bisa dipakai untuk teman-teman di gedung ini," kata Bambang.
Ia mengatakan bahwa pemeriksaan awal COVID-19 menggunakan GeNose paling tidak bisa menimbulkan rasa tenang di kalangan pegawai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang harus bekerja di kantor.
"Dengan uji coba di Gedung Sapta Pesona mudah-mudahan Pak Sandi dan segenap jajaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif lebih tenang dan produktif," katanya.
GeNose merupakan alat berbasis kecerdasan artifisial yang bisa digunakan untuk mendeteksi penularan COVID-19 dari embusan nafas dalam waktu kurang dari tiga menit. Alat itu merupakan inovasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Alat ini tidak mendeteksi virusnya tapi VOC (volatile organic compound) dari orang yang diperkirakan terkena COVID-19," kata Bambang.
Ia mengatakan bahwa upaya pengembangan GeNose berlangsung 10 tahun lebih. Awalnya, peneliti UGM ingin membuat pendeteksi penyakit dari embusan nafas.
Semula pengembangan alat difokuskan untuk mendeteksi tuberkulosis. Namun setelah pandemi COVID-19 datang GeNose dikembangkan untuk pemeriksaan COVID-19.
"Nantinya semakin banyak GeNose dipakai maka semakin akuratlah deteksinya," tuturnya.
Baca juga:
KAI resmi buka pemeriksaan GeNose di 4 stasiun
Kemristek dukung penggunaan GeNose untuk skrining COVID-19
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021