• Beranda
  • Berita
  • Satu korban terseret banjir di Ngantang Malang ditemukan meninggal

Satu korban terseret banjir di Ngantang Malang ditemukan meninggal

9 Februari 2021 15:01 WIB
Satu korban terseret banjir di Ngantang Malang ditemukan meninggal
Ilustrasi - Warga mengamati aliran sungai Ciliwung yang keruh di Bendungan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021). Kondisi air sungai Ciliwung menghitam karena bercampur dengan material bekas longsor dan banjir di kawasan Puncak. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww)

Dengan batuan ekskavator kemudian digali dan ditemukan korban

Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Surabaya menyatakan bahwa satu korban terseret arus banjir di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Komandan Tim Basarnas Surabaya Ainul Makhdi mengatakan bahwa korban yang ditemukan adalah Sumiah berusia 45 tahun, yang terseret derasnya aliran Sungai Konto pada Rabu (3/2) bersama suaminya, Kamid yang berusia 50 tahun.

"Istri sudah ditemukan pada Senin (8/2) kurang lebih pukul 15.40 WIB," kata Makhdi saat dikonfirmasi di Malang, Selasa.

Baca juga: Usai longsor, jalur Malang-Kediri dibuka, warga diminta tetap waspada

Makhdi menjelaskan korban yang meninggal dunia tersebut ditemukan di area Waduk Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Jenazah Sumiah ditemukan oleh tim gabungan yang melakukan pencarian di sekitaran waduk tersebut.

Menurut Makhdi, saat itu tim yang sedang melakukan penyisiran menggunakan perahu karet, mencium aroma yang tidak sedap. Kemudian, tim melakukan penelusuran dan menemukan jenazah Sumiah tertimbun lumpur.

"Pencarian dilakukan di sekitar waduk, banyak sampah di lokasi. Saat itu rekan-rekan menyisir dengan perahu karet, dan mencium bau tidak enak. Dengan batuan ekskavator kemudian digali dan ditemukan korban," kata Makhdi.

Saat ini, lanjut Makhdi, tim gabungan masih melakukan pencarian korban lainnya, Kamid. Pencarian tetap difokuskan pada Waduk Selorejo, karena tim masih mencurigai korban berada di bawah timbunan sampah pada lokasi tersebut.

Baca juga: 8.150 tenaga kesehatan di Kota Malang telah jalani vaksinasi COVID-19

Jumlah personel gabungan yang diterjunkan untuk mencari korban tersebut, kurang lebih sebanyak 50 orang. Pada Selasa ini, merupakan hari terakhir pencarian korban yang terseret arus Sungai Konto tersebut.

"Masih fokus di Waduk Selorejo, masih dicurigai di situ. Sesuai SOP, pencarian dilakukan selama tujuh hari, kemungkinan ini hari terakhir," kata Makhdi.

Kamid dan Sumiah dilaporkan hilang terseret arus sungai pada Selasa (2/2). Namun, saat itu informasi hilangnya dua orang tersebut masih simpang siur, dan baru dipastikan keduanya terseret arus aliran Sungai Konto pada Rabu (3/2).

Baca juga: Basarnas lakukan pencarian dua orang terseret banjir di Ngantang

Pasangan suami istri tersebut terseret arus luapan Sungai Konto saat berada di gubuk, dekat lahan miliknya. Berdasarkan laporan warga, sesungguhnya pasutri tersebut sudah pulang ke rumah sebelum adanya banjir luapan Sungai Konto tersebut.

Saat itu, berdasarkan laporan dari warga setempat, hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Hujan yang cukup deras itu, menyebabkan aliran Sungai Konto meluap, dan menyebabkan banjir.

Pada pekan lalu, hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Ngantang, selain kejadian banjir akibat luapan Sungai Konto, juga dilaporkan terjadi tanah longsor yang membuat akses jalan dari wilayah Kabupaten Malang, menuju Kabupaten Kediri tertutup.

Baca juga: Akses jalan Malang-Kediri kembali tertutup akibat longsor susulan

 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021