Pihaknya mengutip sebuah riset di jurnal Natural Medicine, yang menyebutkan vaksin menghasilkan antibodi yang menetralkan versi virus yang bermutasi, yang mulanya muncul di Inggris dan Afrika Selatan.
Panel serum manusia dari 20 partisipan diuji oleh peneliti usai diberikan vaksin COVID-19 dengan mutasi utama.
"Batasan dari riset saat ini adalah bahwa virus buatan tidak mencakup secara lengkap perangkat lonjakan mutasi yang muncul pada varian Inggris atau Afrika Selatan," seperti yang disebutkan oleh riset tersebut.
Riset itu diterbitkan setelah penelitian berbeda pada Minggu mengungkapkan bahwa vaksin COVID-19 produksi Oxford-AstraZeneca kurang ampuh melawan varian COVID-19 Afrika Selatan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pfizer tarik pengajuan izin penggunaan darurat vaksin COVID di India
Baca juga: Peru amankan kontrak pembelian 20 juta vaksin COVID Pfizer
Baca juga: Kanada akan terima lebih sedikit vaksin Pfizer dari yang diharapkan
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021