"Butuh 1,5 hari untuk membersihkan semua lumpur di area yang terdampak banjir," kata Lurah Pejaten Timur, M Rasyid Darwis.
Darwis menyebutkan, air yang merendam pemukiman warga di sejumlah RW telah surut sejak pukul 10.00 WIB pagi tadi.
Warga telah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumahnya dari sisa banjir. Kelurahan Pejaten Timur mengerahkan 12 petugas PPSU untuk membantu warga bersih-bersih lingkungan.
Total sebanyak 30 orang terlibat dalam kegiatan bersih-bersih tersebut, termasuk petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Sektor Pasar Minggu membantu membersihkan sisa lumpur dengan menyemprotkan air dari mobil tangki.
Petugas membersihkan lokasi di Jalan Masjid Al Makmuriyah RW 07 dan di RW 08. Lokasi tersebut cukup banyak jumlah lumpurnya.
Banjir dengan ketinggian variatif mulai dari 40 cm hingga 170 cm melanda Kelurahan Pejaten Timur sejak Minggu (7/2) malam, yang mengakibatkan tujuh RW terdampak, terutama di wilayah bantaran Sungai Ciliwung.
Baca juga: Banjir di Kelurahan Pengadegan mulai surut
Baca juga: Korban banjir di Jakarta Timur berharap Ciliwung segera dinormalisasi Kelurahan Pejaten Timur wilayah paling hulu di Jakarta Selatan yang paling pertama terdampak banjir bila air Sungai Ciliwung meluap.
Banjir berlangsung hingga Senin (8/2), tercatat puluhan warga mengungsi sementara ke mushala dan posko banjir yang sudah disiapkan kelurahan.
Hingga Selasa sore, air sudah surut sepenuhnya dan ketinggian muka air Sungai Ciliwung kembali posisi normal.
"Semoga malam ini air kali tidak naik lagi, kita pantau terus informasi peringatan dini BPBD dan dari Katulampa," kata Rasyid.
Rasyid menambahkan, banjir di Pejaten Timur disebabkan oleh luapan Sungai Ciliwung akibat curah hujan yang tinggi di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat dan juga DKI Jakarta.
"Sungai Ciliwung perlu segera dinormalisasi untuk meminimalkan risiko bencana," kata Rasyid.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021