Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan pentingnya mengembangkan riset benih unggul sebagai basis untuk meningkatkan produksi budidaya berbagai komoditas sektor kelautan dan perikanan.Rekayasa benih unggul dengan pertumbuhan yang cepat, adaptif lingkungan dan ukuran yang seragam telah meningkatkan produksi secara signifikan
"Rekayasa benih unggul dengan pertumbuhan yang cepat, adaptif lingkungan dan ukuran yang seragam telah meningkatkan produksi secara signifikan," kata Sakti Wahyu Trenggono dalam dalam acara pengukuhan profesor riset lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Selasa.
Ia memaparkan penggunaan benih unggul dalam berbagai sistem budidaya yang tepat guna dapat meningkatkan produktifitas hingga 800 persen jika dibandingkan sistem regular dengan benih lokal.
Selain itu, ujar dia, produksi benih unggul dengan kapasitas yang memadai, didukung dengan ketersediaannya yang bersifat kontinyu dan harga terjangkau serta mudah didapatkan akan menjadi kunci penting dalam program peningkatan produktivitas akuakultur berbasis benih unggul.
Trenggono mengemukakan bahwa pemanfaatan iptek pemulihan sumber daya ikan memberikan harapan dan solusi penting dalam menghadapi permasalahan lingkungan, sumber daya ikan dan peningkatan produksi ikan dapat mencapai 10-50 persen.
Terkait benih unggul, KKP juga bakal membangun sejumlah sentra budidaya rumput laut di beberapa wilayah di Indonesia bagian timur dengan menerapkan teknik kultur jaringan guna mengembangkan produktivitas dari komoditas kelautan tersebut.
"Akan turut dibangun juga kawasan-kawasan sentra budidaya rumput laut antara lain seperti di Maluku, Papua hingga NTT yang sepenuhnya memakai bibit rumput laut hasil dari kultur jaringan," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto.
Ia memaparkan bibit rumput laut kultur jaringan merupakan teknik rekayasa perbanyakan bibit rumput laut dengan cara pengambilan jaringan dari induk rumput laut unggul untuk dilakukan pembesaran di laboratorium guna menghasilkan bibit yang berkualitas.
Menurut Slamet, penggunaan bibit kultur jaringan pada kawasan sentra rumput laut diharapkan dapat mendongkrak produksi rumput laut nasional yang saat ini mencapai 10,5 juta ton agar dapat ditingkatkan menjadi 12-13 juta ton pada tahun 2024.
Kepala BPBL (Balai Perikanan Budidaya Laut) Ambon Nur Muflich Juniyanto menyatakan bahwa bibit rumput laut hasil kultur jaringan memiliki beberapa keunggulan seperti mutu bibit yang lebih terjamin karena sifat identik dengan induknya, tidak memerlukan lahan yang luas serta mampu menghasilkan bibit dalam jumlah besar.
"Selain itu, dengan sistem produksi kultur jaringan yang dilakukan di laboratorium, maka ketersediaan bibit dapat terjaga sepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh iklim," ujarnya.
Baca juga: Menteri Kelautan ingin kolaborasi budi daya perikanan dengan Vietnam
Baca juga: Menteri KKP sebut prioritas 2021 menggerakkan budidaya perikanan
Baca juga: KKP kaji anjungan migas lepas pantai guna perikanan budidaya
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021