Dokumen mentah panduan setebal 33 halaman itu juga memperingatkan bahwa para atlet dapat didepak dari pertandingan yang mereka ikuti seandainya melanggar peraturan-peraturan ketat terkait COVID-19.
Menurut panduan itu, para atlet akan mengikuti tes untuk COVID-19 setidaknya satu kali setiap empat hari, dan akan dilarang bertanding jika kedapatan positif.
Masa tinggal mereka di Jepang akan dikurangi untuk mengurangi risiko infeksi, dan orang-orang yang menghuni Perkampungan Atlet Olimpiade diharapkan untuk menghindari bentuk-bentuk kontak fisik yang tidak diperlukan.
Baca juga: Kunjungi Qatar, KOI terinspirasi dengan Aspire Academy
Baca juga: Biden sebut putusan soal Olimpiade Tokyo harus berbasis sains
Panitia penyelenggara mengatakan kepada AFP bahwa mereka masih berencana untuk memberikan sekitar 150.000 kondom gratis kepada para atlet, namun panduan baru mendesak para atlet untuk membatasi kontak dengan orang lain sebanyak mungkin.
"Jika Anda pernah berada di Olimpiade sebelumnya, kami tahu pengalaman ini akan berbeda dalam beberapa bentuk," demikian buku panduan itu memperingatkan.
"Kepada semua partisipan Olimpiade, akan ada sejumlah kondisi dan kendala yang akan memerlukan keluwesan dan pengertian Anda," tambahnya.
Panduan bagi para atlet dan ofisial tim akan direvisi pada April dan kembali direvisi pada Juni, dan diikuti dengan rilis panduan untuk ofisial pertandingan, media, dan stasiun penyiaran sepekan kemudian.
Dokumen itu memberikan gambaran detail tes virus kepada para atlet, di mana dibutuhkan hasil negatif pada tes yang dilakukan 72 jam sebelum bepergian ke Jepang dan akan kembali dilakukan tes saat mereka telah mendarat.
Tidak akan ada karantina untuk para atlet, dan mereka masih diizinkan untuk menghadiri pemusatan-pemusatan latihan di Jepang sebelum Olimpiade dimulai, namun seluruh pergerakan harus didata dan penggunaan transportasi publik harus mendapat izin pihak berwenang.
Para atlet tidak boleh mengunjungi pusat kebugaran, area-area turis, toko, restoran, atau bar, dan hanya dapat pergi ke arena-arena Olimpiade dan lokasi-lokasi tambahan yang terbatas.
Mereka juga disarankan untuk selalu mengenakan masker, kecuali saat bertanding, berlatih, tidur, atau berada di luar ruangan yang terbuka.
Baca juga: Kunjungi Qatar, KOI terinspirasi dengan Aspire Academy
Baca juga: Survei: Mayoritas warga Jepang masih menentang Olimpiade Tokyo
Buku panduan terkait COVID-19 dirilis ketika panitia penyelenggara, ofisial-ofisial Olimpiade, dan pemerintah Jepang bekerja keras untuk membangun keyakinan bahwa Olimpiade dapat berlangsung dengan aman meski terdapat masalah virus.
Para atlet disarankan untuk divaksin, namun hal itu tidak akan menjadi syarat untuk dapat berpartisipasi di Olimpiade.
Dukungan untuk menyelenggarakan Olimpiade tetap rendah di Jepang, dengan sekitar 80 persen penduduk Jepang mendukung pembatalan atau penundaan lanjutan.
Panitia pelaksana juga tidak lepas dari masalah, setelah Ketua Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori melontarkan pernyataan berbau seksisme.
Sejauh ini, Mori telah meminta maaf atas ucapannya, namun ia menolak untuk mengundurkan diri.
Olimpiade Tokyo rencananya akan dimulai di Tokyo pada 23 Juli mendatang.
Baca juga: Komite Olimpiade akan rapat bahas kegaduhan pascakomentar Mori
Baca juga: 60 persen responden nilai Mori tak layak pimpin Olimpiade Tokyo
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021