Regulator akan memberikan otorisasi darurat vaksin AstraZeneca dengan syarat perusahaan harus menyerahkan hasil uji klinis lengkapnya, kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip dalam konferensi pers, Rabu.
"Namun, kami telah menambahkan langkah pencegahan untuk keputusan hati-hati untuk penggunaan suntikan pada orang tua berusia 65 tahun ke atas," kata Kim.
Beberapa negara Eropa telah memperingatkan bahwa suntikan tersebut hanya boleh diberikan kepada mereka yang berusia 18 hingga 64 tahun, dan kekhawatiran semacam itu mengancam akan membatalkan rencana Korea Selatan untuk memprioritaskan penduduk lanjut usia dan pekerja medis pada putaran pertama vaksinasi.
Pada Senin (8/2), pihak berwenang berusaha meyakinkan warga lanjut usia setelah panel penasihat mendesak agar berhati-hati atas penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang yang berusia di atas 65 tahun karena kurangnya data.
AstraZeneca dan kepala uji klinis untuk Universitas Oxford di Inggris, yang ikut mengembangkan vaksin, mengatakan vaksin itu memicu respons kekebalan yang baik pada orang tua.
Dosis yang disetujui untuk Korea Selatan diproduksi oleh SK bioscience, cabang pembuat obat dari SK Chemicals, kata Kim.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan vaksinasi akan dimulai pada 26 Februari dengan sekitar 1,5 juta dosis vaksin AstraZeneca, cukup untuk 750 ribu orang.
Program itu akan menginokulasi sekitar 10 juta orang berisiko tinggi hingga Juli, dan bertujuan untuk mencapai kekebalan kelompok pada November.
Kementerian telah meminta untuk menerima hasil uji klinis akhir pada April dari survei AstraZeneca di Amerika Serikat pada sekitar 30.000 orang.
Studi tersebut melibatkan sekitar 7.500 orang lanjut usia, kata Kim.
Dia menambahkan bahwa KDCA sedang meninjau kemanjuran suntikan AstraZeneca-Oxford pada varian baru Inggris atau Afrika Selatan, setelah ketidakpastian atas perlindungan.
Oxford mengatakan vaksinnya memiliki kemanjuran yang sama terhadap varian virus corona Inggris seperti halnya varian yang beredar sebelumnya.
KDCA melaporkan 444 kasus baru COVID-19 baru pada Selasa (9/2), sehingga jumlah total infeksi menjadi 81.930 kasus, dengan 1.486 kematian.
Infeksi harian kembali meningkat di atas 400 kasus menjelang liburan Tahun Baru Imlek, karena didorong oleh infeksi klaster yang sebagian besar di dekat Ibu Kota Seoul.
Baca juga: Kasus harian COVID-19 Korsel menurun jelang Tahun Baru Imlek
Baca juga: Varian baru COVID-19 ditemukan, Korsel akan percepat vaksinasi
Sumber: Reuters
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021