"Ini merupakan final cek, terhadap kesiapan 30 ribu hektare proses awal food estate di Kalteng. Secara umum sudah mulai kelihatan hasil panen makin baik," katanya di sela peninjauan, Rabu.
Menurut dia, pertanaman itu tentu berproses sesuai kondisi dan kontur tanah yang ada, termasuk iklim yang ekstrem yaitu curah hujan tinggi.
Sebagian masih menunggu proses air turun, ada saat-saat dimana sudah siap panen tiba-tiba curah hujan tinggi, ini juga memengaruhi hasil dan itulah proses awal dari food estate.
"Tapi hasilnya, secara umum kalau proses gabah kering panennya kelihatannya insha Allah sudah di atas rata-rata yang kita harapkan, rata-rata 4-5 ton ke atas," jelasnya.
Syahrul juga mengatakan, baginya dalam kegiatan peninjauan kali ini bukanlah panen, namun lebih kepada pengecekan yakni seperti apa ubin-ubinan pertama yang diambil. "Kita hari ini melakukan ubinan, untuk melihat kondisinya," katanya.
Pihaknya optimis, dari ubinan yang diambil di lokasi tersebut dinilai memenuhi aspek-aspek dasar untuk dilanjutkan.
Menjadi sebuah daerah dengan kekuatan pertanian yang baik, maka akan menjamin kesejahteraan petani. Ini baru tahun atau panen pertama, ia mengatakan, bagaimana yang selanjutnya, tentu akan makin sempurna.
Ia menambahkan, pertanian itu juga memang naik turunnya karena cuaca, jadi jangan kecil hati kalau ada pengaruhnya namun hal itu sifatnya dinamis. "Pulang Pisau ada 10 ribu hektare, kalau bersoal 1-2 hektare ya itulah dinamikanya," ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan, secara keseluruhan Program Food Estate berjalan cukup baik dan lancar.
Total tanaman padi yang sudah terpanen seluas 2.875 hektare dan tertanam seluas 18.879 hektare serta tentu setiap hari kedepan akan terus bertambah.
"Tentu dalam membangun segala sesuatu, tahap awal pasti ada kekurangan, tapi kekurangan ke depan dengan dukungan pemerintah pusat dan lainnya, saya optimis program ini akan berhasil," tegas Sugianto.
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021