• Beranda
  • Berita
  • Potensi konten kreatif dongeng di Indonesia masih terbuka lebar

Potensi konten kreatif dongeng di Indonesia masih terbuka lebar

11 Februari 2021 13:12 WIB
Potensi konten kreatif dongeng di Indonesia masih terbuka lebar
Potensi konten kreatif dongeng di Indonesia masih terbuka lebar. ANTARA/PFN/pri.

dongeng dalam negeri sangat kaya dengan ajaran nilai-nilai luhur Nusantara yang sangat baik dan bermutu, jadi ini potensi yang besar

Potensi dongeng sebagai salah satu produk konten kreatif di Indonesia masih terbuka lebar baik untuk diarahkan pada segmen konten untuk anak, film keluarga, hingga film kesejarahan.

Direktur Utama Perum PFN, Judith J. Dipodiputro, Kamis, mengatakan minat anak terhadap cerita dongeng cukup tinggi, sayangnya saat ini anak-anak kecil banyak menghafal cerita dan dongeng produksi luar negeri.

“Padahal konten dongeng dalam negeri sangat kaya dengan ajaran nilai-nilai luhur Nusantara yang sangat baik dan bermutu, jadi ini potensi yang besar. Kami ke depan akan fokus juga ke konten anak, film keluarga, dan kesejarahan,” kata Judith.

Baca juga: Pameran Virtual Dongeng digelar untuk lestarikan cerita rakyat

Untuk itu, pihaknya melakukan sejumlah upaya di antaranya menyelenggarakan acara Content Every Think (CET) dalam rangkaian PFN Creative Academy (PCA), di Jakarta pada 10 Februari 2021, dan menginisiasi “1000 Ibunda Bersama Perum Produksi Film Negara Membaca Dongeng untuk Anak Indonesia”.

Ia menjelaskan, pada program dalam rangka Hari Bahasa Ibu ini, para ibu dipersilakan untuk membaca cerita rakyat atau cerita tradisional Indonesia. Cerita itu bisa dituturkan dalam Bahasa Indonesia atau juga dalam bahasa daerah masing-masing.

Cara membuatnya cukup sederhana, yakni dengan merekam melalui handphone atau perangkat lain yang menunjang kualitas suara dan gambar. Bila cerita dongeng berasal dari buku, harus disebutkan judul buku, nama penulis, ilustrator dan penerbit, serta yang membacakannya.

Baca juga: Acer luncurkan laptop khusus pembuat konten kreatif

Ibunda seluruh Indonesia yang tertarik, bisa mengirimkan 2-3 cerita dongeng dengan durasi maksimal enam menit dan dikirim ke alamat email peranperempuan@pfn.co.id, dan menyertakan biodata pembaca sepanjang tidak lebih dari 300 kata dengan foto profil.

Gerakan itu diharapkan mendorong konten kreatif dongeng semakin populer dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Psikolog Klinis, Monica Sulistiawati, mengatakan mendongeng adalah cara yang menyenangkan, sederhana, dan istimewa dalam mendidik anak yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Monica menjelaskan, pada saat mendongeng, aspek emosi, sentuhan, suara anak akan ikut terlibat.

“Anak akan terangsang indera-inderanya. Anak sejak dalam kandungan butuh stimulasi optimal dan beragam dengan lingkungan. Masa anak-anak penuh imajinasi dan itu terangsang dengan mendongeng,” kata Monica.

Ia menegaskan bahwa dongeng adalah investasi bagi anak dimana sumber daya manusia (SDM) Indonesia akan jauh lebih maju ke depan, jika diinvestasi dengan baik sejak dini.

Baca juga: JK Rowling terbitkan dongeng untuk dibaca anak-anak selama penguncian

Salah satu cara investasi SDM adalah dengan membiasakan anak mendengarkan dongeng sejak kecil. Dengan kebiasaan mendongeng, anak akan menjadi lebih kompetitif, kompeten, bisa diandalkan, dan memiliki etos kerja yang baik di waktu mendatang.

Jika dongeng yang dibiasakan adalah konten dalam negeri, ia yakin anak tersebut akan sangat mencintai Indonesia di waktu yang akan datang.

Monica menyarankan para ibu untuk mengalokasikan setidaknya 10 menit setiap hari dengan anak lewat dongeng mulai dengan cerita sederhana yang spontan dan mendidik, atau dengan baca buku-buku sederhana yang sesuai dengan usia anak.

Baca juga: Kampung Dongeng Indonesia hibur anak korban banjir Cipinang Melayu
 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021