Iran peringatkan gelombang keempat COVID

14 Februari 2021 12:08 WIB
Iran peringatkan gelombang keempat COVID
Presiden Iran Hassan Rouhani berpidato di hadapan masyarakat di Yazd, Iran, Minggu (10/11/2019). ANTARA/via REUTERS/OFFICIAL PRESIDENTIAL WEBSITE/TM/aa.
Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki pada Sabtu (13/2) memperingatkan gelombang keempat COVID-19, dengan kemungkinan penyebaran virus bermutasi di negara yang paling parah terdampak pandemi di Timur Tengah tersebut.

Presiden Hassan Rouhani melalui stasiun TV pemerintah mengatakan bahwa "bel alarm sedang berbunyi untuk gelombang virus corona keempat" ketika setidaknya sembilan kota dan daerah di Iran barat daya mengumumkan zona "merah" berisiko tinggi usai terjadi peningkatan kasus pada Jumat (12/2).

"Hari-hari sulit mulai kita rasakan dan kita harus bersiap melawan virus bermutasi yang paling sulit dikendalikan, yang sayangnya menginfeksi negara," kata Menteri Namaki di hadapan pimpinan universitas kedokteran dalam pertemuan yang disiarkan langsung oleh stasiun TV pemerintah.

Namaki mengatakan tiga kematian pertama akibat varian COVID-19 Inggris di Iran pekan ini --termasuk pada perempuan berusia 71 tahun tanpa riwayat perjalanan-- menunjukkan bahwa virus sedang menyebar dan "kemungkinan muncul di kota, desa atau keluarga" segera.

Namaki mendesak masyarakat Iran agar menghindari kerumunan supaya "tidak mengubah pernikahan menjadi pemakaman" selama Februari, saat banyak pasangan melangsungkan pernikahan.

Iran mulai menjalankan vaksinasi pada warganya pada Selasa (9/2), dua pekan setelah menyatakan tidak ada kota "merah" di negara tersebut. Vaksinasi berfokus pada petugas medis ICU selagi otoritas menunggu vaksin yang cukup bagi masyarakat umum.

Pada Jumat, Iran menerima 100.000 dari dua juta dosis vaksin COVID-19 Sputnik V buatan Rusia yang telah dipesannya. Media pemerintah menyebutkan bahwa Moskow kemungkinan menambah pesanan tersebut hingga lima juta dosis dan mengizinkan Iran untuk memproduksi vaksin secara lokal.

Teheran juga akan menerima lebih dari empat  juta dosis vaksin COVID-19 dari produsen AstraZeneca.

Iran berencana memvaksin 1,3 orang hingga 20 Maret.

Hingga kini, di Iran mengalami lebih dari 1,5 juta kasus COVID-19 dan 58.883 kematian, menurut data Kementerian Kesehatan.

Teheran pada Desember tahun lalu mulai melakukan uji coba pada manusia vaksin pertama --dari tiga calon vaksin.

Sumber: Reuters

Baca juga: Iran setujui penggunaan vaksin Sputnik V dari Rusia

Baca juga: Iran akan mulai vaksinasi COVID-19 massal beberapa minggu mendatang

Baca juga: Iran larang warganya ikut uji coba vaksin COVID-19 buatan asing


 

Semarak peringatan Revolusi Islam di Teheran

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021