Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi di Kendari, Minggu malam, mengatakan pihaknya menerima laporan dari keluarga korban pada pukul 19.40 Wita bahwa korban hilang saat melaut di perairan tersebut.
"Pada pukul 19.40 Wita kami menerima informasi dari Bapak Wengki, salah seorang keluarga korban yang melaporkan bahwa pada pukul 10.00 Wita pagi tadi telah terjadi kondisi membahayakan manusia yaitu satu orang nelayan hilang di perairan Pulau Kaledupa," kata dia melalui rilis Humas Basarnas Kendari.
Baca juga: Tim SAR hentikan pencarian nelayan hilang di perairan Buton
Ia menyampaikan pihak keluarga bersama nelayan setempat telah berupaya melakukan pencarian terhadap korban, namun hasilnya nihil sehingga pihak keluarga korban bergegas melapor kepada Pos SAR Wakatobi.
"Berdasarkan laporan tersebut, pada pukul 20.00 Wita tim penyelamat POS SAR Wakatobi diberangkatkan menuju lokasi kejadian kecelakaan dengan menggunakan RIB (sejenis perahu karet) untuk memberikan bantuan SAR," kata dia.
Ia mengatakan jarak tempuh antara lokasi kecelakaan dengan Pos SAR Wakatobi sekitar 35 nautical mile (NM), sedangkan kondisi cuaca mendung saat operasi SAR dan tinggi gelombang mencapai 1,5-3 meter.
"Korban ini keluar melaut sejak 13 Februari 2021, pukul 20.00 Wita dengan menggunakan 'longboat' di sekitar perairan Kaledupa, lalu pada Minggu, pukul 04.00 Wita korban dihantam badai akibat angin kencang dan gelombang tinggi," kata Aris Sofingi.
Hingga berita ini dikirim, Tim SAR Wakatobi belum menemukan korban.
Baca juga: Empat hari pencarian nelayan Wakatobi nihil
Baca juga: Wakatobi bisa jadi destinasi wisata unggulan, sebut Wamendes PDTT
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021