"Kuartal ketiga sih kayaknya. Sekarang lagi develope, nanti akan ada tes pasar juga sebelum di launching, jadi ya lagi proses, lagi didaftarin juga koperasinya," kata Ali saat dihubungi ANTARA pada Senin.
Koperasi IFC ini terbuka untuk semua pegiat industri fesyen. Sebelum diluncurkan secara resmi, IFC berharap sudah bisa melahirkan sebuah jenama nasional yang produknya menyasar kalangan menengah bawah yang selama ini didominasi oleh jenama internasional.
"Sekarang ini banyak menengah bawah yang dikuasai oleh jenama internasional. Di sana kan levelnya ada kayak Uniqlo, Zara, H&M. Sejajaran mereka jenama lokal itu enggak ada yang bisa nyaingin," kata desainer asal Bali itu.
Baca juga: Pandemi COVID-19 ciptakan tren baru di industri fesyen
"Kita penginnya ada produk lokal yang bisa bersaing ke mereka dan diharapkan customer lokal bisa loyal ke mereka dan harganya diharapkan bisa bersaing dan kualitas juga bisa bersaing," imbuhnya.
IFC sendiri tahun 2021 masih akan terus mengedepankan produk-produk yang berkelanjutan, sportware dan busana indoor-outdoor.
"Kita berusaha mengetemukan warna-warnanya supaya sesuai dengan tren dunia juga supaya nanti orang luar beli sudah bisa juga, kualitasnya juga bisa bersaing," ujar Ali.
IFC juga bertekad untuk meningkatkan bisnis anggota dan UMKM di Indonesia serta menjual produk busana yang sudah ada sebelum merilis koleksi baru.
"Kita benar-benar mencoba mencari strategi bagaimana caranya kita stock yang ada bisa dikeluarkan dengan cara diskon atau apa, kita 2021 tidak membuat produk baru sampai produk lamanya dijual dulu atau disesuaikan agar cepat terjual," kata Ali.
Baca juga: Rosie Rahmadi bawa koleksi "Kalopsia" di Global Talent Digital 2020
Baca juga: Indonesian Fashion Chamber, dari avant garde sampai busana muslim
Baca juga: Viral tas dari tulang manusia, ini tanggapan ketua IFC
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021