Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan gajah yang dievakuasi setelah terjebak dalam kubangan lumpur di Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie, masih dalam perawatan intensif tim medis.Walau belum bisa dikatakan pulih benar, namun kondisi kesehatannya perlahan membaik
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Senin, mengatakan bayi gajah tersebut dirawat intensif di Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Saree, Kabupaten Aceh Besar.
"Bayi gajah masih dirawat intensif. Bayi gajah sebelumnya dalam kondisi kritis dan lemah, kini perlahan mulai bertenaga. Walau belum bisa dikatakan pulih benar, namun kondisi kesehatannya perlahan membaik," kata Agus Arianto.
Baca juga: BKSDA Aceh evakuasi bayi gajah terjebak di kubangan lumpur
Ia menyebutkan kaki depan bayi gajah tersebut mengalami dislokasi. Sedangkan kaki belakang mengalami kelumpuhan. Begitu juga dengan mata, mengalami trauma akibat terkena lumpur.
"Bayi gajah tersebut membutuhkan terapi penyembuhan kaki depan serta kelumpuhan kaki belakang, termasuk mata yang memar karena lumpur. Dokter juga belum bisa memastikan apakah mata bayi gajah tersebut mengalami kerusakan sementara atau permanen," kata Agus Arianto.
Sebelumnya, BKSDA Aceh bekerja sama dengan mitra mengevakuasi satu individu bayi gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) yang terjebak di kubangan lumpur di Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie.
Baca juga: Bayi Gajah Lisa TNTN menunggu diberi nama
Aceh Agus Arianto mengatakan evakuasi dilakukan setelah masyarakat mengeluarkan bayi gajah tersebut dari kubangan lumpur di Desa Panton Bunot.
"Bayi gajah tersebut diperkirakan terjebak di kubangan lumpur sudah berhari-hari. Kemudian, masyarakat berhasil mengeluarkannya di kubangan dan selanjutnya menginformasikannya kepada kami," kata Agus Arianto.
Dari informasi tersebut, kata Agus Arianto, BKSDA menurunkan tim terdiri dari dokter hewan, Pusat Kajian Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree, Aceh Besar.
Baca juga: Anak gajah sumatera lahir di pusat latihan satwa Tangkahan
"Kondisi bayi gajah saat penanganan tim sangat lemah dan kritis. Bayi gajah tersebut berkelamin betina, usia diperkirakan sekitar tiga minggu dengan berat kurang lebih 85 kilogram," kata Agus Arianto.
Selanjutnya, kata Agus Arianto, bayi gajah tersebut dievakuasi ke PKG Saree untuk penanganan medis lebih lanjut. Sebab, berdasarkan pemeriksaan awal tim medis, kondisi bayi gajah tersebut lemah dan kritis.
Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut termasuk rontgen, kata Agus Arianto, diketahui kaki kiri depan bayi gajah mengalami dislokasi. Sedangkan kedua kaki belakang mengalami paralisa atau kelumpuhan, sehingga bayi gajah tersebut tidak bisa berdiri.
Baca juga: Kawanan gajah liar rusak perkebunan warga di Aceh Timur
"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Camat Tiro dan masyarakat Panton Bunot serta para pihak terkait lainnya yang telah menyelamatkan bayi gajah sumatra tersebut," kata Agus Arianto.
Agus Arianto menegaskan gajah sumatera merupakan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data organisasi konservasi alam dunia, IUCN, gajah sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatra.
"Satwa tersebut masuk spesies terancam kritis dan berisiko tinggi untuk punah di alam liar. Kami mengajak masyarakat bersama-sama menjaga kelestarian gajah sumatrra" kata Agus Arianto.
Baca juga: BKSDA duga gajah mati di Bener Meriah karena keracunan pupuk
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021