"Kami ikut berduka cita. Pada keluarga yang ditinggalkan mohon ikhlaskan, keluarga agar sabar," kata Muhadjir Effendy, saat berkunjung ke Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Selasa.
Ia juga mengatakan tahun ini intensitas bencana, seperti banjir maupun gempa bumi, sangat tinggi. Musibah, terutama banjir dan tanah longsor, itu juga diakibatkan oleh badai La Nina.
"Itu dampaknya sangat luas. Karena itu pesan saya kepada warga, terutama di wilayah rentan pada ancaman ini, untuk waspada," kata dia.
Ia juga menyampaikan terima kasih pada jajaran TNI/Polri, hingga relawan yang telah merelakan waktunya untuk membantu mencari para korban yang dinyatakan hilang tersebut.
Namun, ia juga mengingatkan agar warga mematuhi protokol kesehatan yang berlaku dengan selalu mengenakan masker. Dirinya tidak ingin dalam musibah ini justru memunculkan klaster baru COVID-19.
Sementara itu, Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat mengatakan petugas terus berupaya keras mencari para korban. Dalam musibah yang terjadi pada Minggu (14/2) itu terdapat delapan rumah warga tertimbun tanah longsor. Selain itu, dua rumah lainnya rusak.
.Baca juga: 23 warga di Nganjuk belum ditemukan setelah tanah longsor
Jumlah penduduk yang terdampak adalah 186 orang. Dari jumlah itu, 21 orang tertimbun tanah longsor.
Baca juga: Gubernur Jatim tinjau lokasi bencana longsor di Nganjuk
Sementara itu, untuk hasil pencarian pada Selasa di lokasi tanah longsor itu, dalam operasinya dibagi menjadi dua sektor pencarian dengan lima unit alat berat. Untuk sektor A, lokasinya berada di sisi utara dan sektor B di sisi selatan.
Baca juga: SAR evakuasi 26 korban tertimbun longsor di Nganjuk
Hasil dari pencarian itu, 21 orang yang sebelumnya dinyatakan hilang terdapat 14 orang sudah ditemukan. Dari jumlah 14 orang itu, dua orang selamat, sedangkan sisanya meninggal dunia.
"Saat ini yang masih pencarian tujuh orang," kata Bupati Nganjuk Novi.
Sementara itu, dalam kunjungannya Menko PMK Muhajir Effendy didampingi Menteri Sosial Tri Rismaharini. Dalam kegiatan itu, juga diberikan santunan untuk warga terdampak, yakni ahli waris korban meninggal, masing-masing mendapatkan Rp15 juta dan yang luka-luka masing-masing Rp5 juta.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021