Vaksinasi itu dilakukan saat Perdana Menteri Yoshihide Suga mencoba untuk menentang rintangan dan menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas ini.
TV lokal menampilkan gambar pekerja-pekerja rumah sakit yang sedang disuntik vaksin COVID-19.
Pekerja rumah sakit termasuk di antara 40.000 petugas profesional medis yang ditargetkan untuk menerima dosis pertama vaksin.
Menyuntikkan vaksin pada 126 juta populasi Jepang dengan cepat adalah prioritas utama pemerintah Suga.
Sementara itu, Olimpiade Tokyo 2020 dijadwalkan akan dimulai pada akhir Juli.
Namun, peluncuran program vaksinasi secara lengkap --yang pertama dilakukan pada sekitar 3,7 juta personel medis dan 36 juta orang berusia 65 atau lebih-- diperkirakan akan memakan waktu satu tahun.
Ada juga kekhawatiran bahwa jutaan dosis vaksin Pfizer dapat terbuang percuma karena kekurangan jarum suntik yang dibutuhkan untuk memaksimalkan jumlah suntikan dari setiap botol kecil vaksin.
Jepang telah menandatangani kontrak untuk pengadaan total 314 juta dosis vaksin dari Pfizer, AstraZeneca Plc, dan Moderna Inc --cukup untuk 157 juta orang.
Jepang sejauh ini mencatat sekitar 415.000 kasus COVID-19, termasuk 7.013 kematian.
Meskipun kasus harian telah menurun dalam beberapa pekan terakhir setelah memuncak pada awal Januari, Tokyo dan sembilan prefektur lainnya tetap berada di bawah keadaan darurat untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
Sumber : Reuters
Baca juga: Jarum suntik vaksin COVID-19 langka di Jepang, vaksinasi terhambat
Baca juga: Jepang resmi merestui vaksin COVID Pfizer
Baca juga: Jepang mungkin mencapai kekebalan kelompok COVID pada Oktober
Jepang tangguhkan kampanye perjalanan domestik di Sapporo dan Osaka
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021