Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dari Klaster Pengajian Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertambah 12 kasus, sehingga total jamaah pengajian dan keluarga yang terpapar sebanyak 69 orang.Klaster Pengajian Jangkaran bertambah 12 kasus. Klaster ini juga sudah mulai meluas ke tingkatan keluarga dan ada temuan di wilayah lain sehingga upaya tracing (penelusuran) kami maksimalkan agar kasus penularan dari klaster tersebut bisa diminimalis
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Kamis, mengatakan Klaster Pengajian Jangkaran ini tidak hanya menyebabkan jamaah masjid, mushala, dan tahlilan yang terpapar positif COVID-19, tapi sudah ke keluarga.
"Klaster Pengajian Jangkaran bertambah 12 kasus. Klaster ini juga sudah mulai meluas ke tingkatan keluarga dan ada temuan di wilayah lain sehingga upaya tracing (penelusuran) kami maksimalkan agar kasus penularan dari klaster tersebut bisa diminimalisasi," kata Baning.
Sebelumnya, ia mengatakan kegiatan pengajian rutin dilaksanakan. Total jamaah yang mengikui pengajian sebanyak 58 orang.
Pihaknya menduga penyebaran Klaster Pengajian Jangkaran ini berasal dari kasus yang berasal dari kasus Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kasus pertama yang ditemukan imam dari masjid tersebut berkunjung ke Purworejo, di mana ada kasus positif terkonfirmasi COVID-19 sebelumnya.
Ia mengatakan perkembangan Klaster Pengajian Jangkaran masih akan berlangsung. Hal ini karena beberapa anggota jamaah melakukan kegiatan keagamaan, seperti tahlilan dan shalat berjamaah di mushala yang ada di Desa Jangkaran tersebut sehingga anggota jamaah yang terkonfirmasi COVID-19 telah menulari anggota keluarga lainnya.
Untuk itu, Satgas mengimbau kepada masyarakat di Desa Jangkaran dan wilayah lainnya untuk tetap patuh dalam pelaksanakan protokol kesehatan. Tetap menggunakan masker, meski di saat semua kegiatan dilaksanakan, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan.
"Sampai saat ini, tempat ibadah di Desa Jangkaran masih ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan," katanya.
Ia mengakui budaya berjabat tangan menjadi pemicu utama dalam penyebaran COVID-19 di Jangkaran. Sehingga penyebaran COVID-19 sangat cepat. Untuk itu, ia berharap masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
"Sekali lagi kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berjabat tangan, dan tetap memakai masker, dan mencuci tangan," katanya
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kulon Progo, hari ini, pasien terkonfirmasi bertambah 64 kasus baru, sehingga total kasus di wilayah ini mencapai 2.621 kasus. Adapun rinciannya 44 isolasi rumah sakit, 683 isolasi mandiri, 1.321 selesai isolasi, 524 sembuh dan 49 meninggal dunia, demikian Baning Rahayujati.
Baca juga: 35 Jamaah pengajian Jangkaran di Kulon Progo terkonfirmasi COVID-19
Baca juga: Pasien terkonfirmasi COVID-19 di Kulon Progo mencapai 2.321 kasus
Baca juga: Bertambah 22, jamaah pengajian di Kulon Progo-DIY positif jadi 57
Baca juga: Dinkes Kulon Progo terkendala tenaga medis dirikan rumah sakit darurat
Pewarta: Sutarmi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021