"Saat ini masih pandemi COVID-19, dibanding kami berikan bansos, lebih baik berikan pekerjaan kepada masyarakat,” ungkapnya di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/2).
Menurutnya, Rp311,8 miliar untuk 349 desa yang mengajukan program itu akan diwujudkan dalam pembangunan infrastrukur desa melibatkan warga secara padat karya dengan kepala desa sebagai pengguna anggaran.
"Jadi uangnya kami transfer ke rekening desa. Lalu pengerjaanya dilakukan masyarakat. Jadi masyarakat nanti digaji lewat bantuan keuangan ini,” terang Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.
Ade Yasin mengatakan saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih melakukan verifikasi dan uji kelayakan terhadap desa-desa calon penerima bantuan.
Pasalnya, dari 349 desa yang sudah mengajukan, ada 214 desa mengajukan bantuan keuangan maksimal yakni Rp1 miliar dan ada empat desa mengajukan Rp200 juta.
“Tapi itu semua masih diverifikasi. Kami lihat dulu program yang mereka ajukan dan beberapa syarat administrasi yang harus dipenuhi,” kata Ade Yasin.
Ia mengaku tak ingin sembarangan memberikan bantuan keuangan tersebut, karena khawatir ada penyelewengan anggaran di kemudian hari hingga kepala desa berurusan dengan hukum.
“Kami ingin desa memanfaarkan bantuan ini dengan baik. Sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat di desa. Karena bantuan ini akan ada tiap tahun,” ujarnya.(KR-MFS)
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021