Saham-saham Asia diperkirakan akan mundur pada perdagangan Jumat, menyusul penurunan di Wall Street karena data pekerjaan AS yang mengecewakan memicu kekhawatiran pemulihan ekonomi dari Virus Corona kehilangan momentum.Dengan peningkatan peluncuran vaksinasi, dunia akan cepat menjadi normal. ...sulit untuk tidak berpikir bahwa tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan menghantam banyak kelas aset
Indeks acuan S&P/ASX 200 Australia turun 0,49 persen pada awal perdagangan, sementara indeks berjangka Nikkei 225 Jepang turun 0,08 persen, indeks berjangka Hang Seng Hong Kong turun 0,44 persen.
Indeks saham global MSCI naik 0,06 persen.
Baca juga: Wall Street ditutup jatuh, Indeks Dow Jones dan Nasdaq merosot
Peningkatan tak terduga dalam jumlah orang Amerika yang mencari tunjangan pengangguran membebani pasar di seluruh papan perdagangan pada Kamis (18/2/2021). Departemen Tenaga Kerja melaporkan klaim pengangguran awal naik 13.000 menjadi 861.000, menyuntikkan skeptisisme tentang seberapa cepat ekonomi AS dapat pulih dari pandemi global.
Pada saat yang sama investor terus memperhatikan risiko tentang inflasi yang lebih tinggi setelah ekonomi kembali bergerak dan tekanan kenaikan mungkin dikenakan pada suku bunga.
“Dengan peningkatan peluncuran vaksinasi, dunia akan cepat menjadi normal. Dengan stimulus fiskal tambahan yang memberikan bahan bakar roket ke api inflasi, sulit untuk tidak berpikir bahwa tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan menghantam banyak kelas aset,” tulis Kepala Strategi Pasar Global Axi, Stephen Innes.
Baca juga: Dolar tergelincir, kripto jatuh setelah data ekonomi AS mengecewakan
Di Wall Street, saham-saham jatuh karena investor menjauh dari perusahaan teknologi besar dan lonjakan mengejutkan dalam klaim pengangguran AS menyuntikkan beberapa skeptisisme ke pasar yang telah mencapai rekor tertinggi di awal pekan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,38 persen, Indeks S&P 500 kehilangan 0,44 persen, dan Indeks Nasdaq turun 0,72 persen.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turun pada Kamis (18/2/2021) karena berkurangnya selera risiko. Imbal hasil acuan obligasi AS 10-tahun, yang menyentuh 1,333 persen pada Rabu (17/2/2021), level tertinggi dalam hampir satu tahun, terakhir turun 1,3 basis poin pada 1,2855 persen.
Dolar juga melemah menyusul data pekerjaan AS yang mengecewakan. Indeks dolar turun 0,33 persen menjadi 90,601 setelah dua hari berturut-turut naik, sementara euro dan yen menguat.
Baca juga: Harga minyak jatuh, setelah melonjak tembus 65 dolar
Pasar minyak melihat beberapa aksi ambil untung pada Kamis (18/2/2021), menurunkan harga setelah beberapa hari kenaikan didorong oleh cuaca beku mendalam di Texas yang membebani produksi. Minyak mentah Brent turun 41 sen atau 0,6 persen, menjadi menetap di 63,93 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 62 sen atau 1,0 persen, menjadi menetap di 60,52 dolar AS per barel.
Tembaga melonjak hampir 3,0 persen ke level tertinggi sejak April 2012 karena investor China kembali dari liburan selama seminggu menambah dorongan untuk reli yang telah hampir dua kali lipat harga dari posisi terendah Maret lalu, ketika kekhawatiran Virus Corona memuncak.
Spot emas turun 0,08 persen menjadi 1,774.76 dolar AS per ounce. Namun emas berjangka terangkat 2,2 dolar AS atau 0,12 persen menjadi ditutup pada 1.775,00 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas naik 2,2 dolar, hentikan kerugian 4 hari beruntun
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021