Direktur Utama eMShop Jimmy Jeremia mengatakan, bisnis tidak lepas dari tren budaya yang terjadi. Saat ini, budaya daring atau online sudah merambat ke segala lini kehidupan.
"Inovasi teknologi kini sudah tidak terbatas. Orang bisa bayar apapun hanya dengan satu ketukan jari dari telepon pintarnya," ujar Jimmy melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Jimmy menuturkan, bisnis penjualan produk secara daring atau e-commerce semakin memikat kalangan korporasi untuk memutar investasi dan meraup laba usaha. Penggunaan internet oleh masyarakat yang makin masif dan terus membaiknya infrastruktur jaringan internet, ditambah tren aktivitas melalui ponsel pintar, memacu perusahaan melakukan digitalisasi bisnis mereka.
Baca juga: Pemerintah dorong 7000 UMKM di kawasan Danau Toba rambah E-Commerce
Ia mengakui, eMShop memang turut hadir meramaikan bisnis penjualan online. Meski begitu, eksklusivitas produk tetap menjadi prioritas, harga juga bersaing, serta paket produk yang lengkap ditambah hadiah ekstra lainnya merupakan salah satu strategi perusahaan untuk menggaet pelanggan.
Perluasan media yang digunakan juga dilakukan dan digadang-gadang efektif menggaet pelanggan. Jika sebelumnya produk perseroan dilihat di televisi dan dipesan melalui call center, maka saat ini dapat diakses di laman www.emshop.id dan aplikasi ponsel pintar.
Pihaknya juga berkolaborasi untuk memudahkan transaksi seperti menggandeng layanan pembayaran GoPay hingga Ovo Pay.
Baca juga: Riset: E-commerce terus berpotensi tumbuh di Indonesia
"Strategi kolaborasi juga merambah pada penyediaan produk. Pada produk tertentu, eMShop membidik kalangan milenial dan generasi Z yang memiliki pola konsumsi dan belanja yang berbeda," kata Jimmy.
Kebutuhan akan identitas dan pembeda pada generasi ini, direspon sebagai peluang baru dalam menyodorkan berragam produk. Misalnya, pada produk tumbler, eMShop menggandeng seniman mural Darbotz yang mendesain tumbler secara eksklusif.
Darbotz merupakan salah satu seniman mural yang sudah terkenal baik di Indonesia maupun mancanegara. “Cumi Kong” menjadi salah satu ikon yang digunakan Darbotz pada banyak desain muralnya. Jimmy meyakini, dengan desain oleh Darbotz dan target pasar spesifik, maka hal tersebut memiliki daya jual yang tinggi di kalangan milenial.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021