Kami pikir ini akan menjadi penurunan suku bunga terakhir dalam siklus pelonggaran saat ini menyusul penurunan suku bunga kumulatif 250 bps dalam 20 bulan sejak Juli 2019
Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro memprediksikan penurunan tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen oleh Bank Indonesia akan menjadi yang terakhir pada 2021.
“Kami pikir ini akan menjadi penurunan suku bunga terakhir dalam siklus pelonggaran saat ini menyusul penurunan suku bunga kumulatif 250 bps dalam 20 bulan sejak Juli 2019,” katanya di Jakarta, Jumat.
Satria mengatakan prediksi tersebut didasarkan atas pernyataan kunci Gubernur BI Perry Warjiyo yang menyebutkan bahwa pemotongan suku bunga pada Februari 2021 membuat ruang untuk menurunkannya lebih lanjut menjadi lebih terbatas.
Tak hanya itu, Satria menuturkan Perry juga telah mengisyaratkan bahwa bank sentral lebih cenderung mempertimbangkan alternatif lain termasuk pelonggaran kuantitatif.
“Poin kuncinya di sini adalah pernyataan penutup Gubernur yaitu ‘Dengan pemotongan ini, jelas ruang untuk menurunkannya lebih lanjut akan lebih terbatas’,” ujarnya.
Sementara itu, Satria menyatakan pihak BI harus mengambil sikap yang lebih berhati-hati di masa mendatang karena bank sentral di seluruh dunia lebih cenderung untuk membalikkan siklus pelonggaran mereka.
Ia menjelaskan bank sentral di seluruh dunia lebih cenderung untuk tidak melanjutkan siklus pelonggaran mereka dalam rangka mengantisipasi lonjakan inflasi dan kenaikan imbal hasil global.
“Kami pikir BI harus mengambil sikap yang lebih berhati-hati di masa depan karena bank sentral di seluruh dunia lebih cenderung untuk membalikkan dan bukan melanjutkan siklus pelonggaran mereka,” ujarnya.
Baca juga: BI turunkan suku bunga acuan jadi 3,5 persen
Baca juga: Dirut BRI harapkan kebijakan suku bunga BI bantu gerakkan sektor riil
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021