Paus ini kalau dilepas ke laut harus bersama-sama. Karena ada suasana kebersamaan, dan mengikuti satu napas luar biasa
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melibatkan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga Surabaya untuk meneliti sampel ikan paus jenis pilot yang mati akibat terdampar di perairan Pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura.
”Sampel ikan paus yang sudah mati segera diteliti dan kita tunggu hasilnya,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai meninjau puluhan ikan paus terdampar itu di Bangkalan, Jumat.
Puluhan ikan terdampar di pantai di Madura diperkirakan sejak Kamis (18/2), ada beberapa ekor yang masih hidup berusaha dikembalikan ke habitatnya oleh sejumlah relawan dibantu warga setempat.
Berdasarkan informasi tim drone Universitas Trunojoyo Madura (UTM), hari ini total yang terseret arus 49 ekor yang sebagian besar sudah mati karena terdampar di arus dangkal.
Baca juga: Nelayan dan tim gabungan selamatkan ikan paus terdampar
Gubernur Khofifah didampingi Bupati Bangkalan Ra Latif Imron meninjau secara langsung peristiwa itu di lokasi kejadian.
Selain meneliti, pihaknya berkoordinasi dengan tim Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengetahui penyebab terjadinya ikan paus terdampar di daerah tersebut.
“Jumlahnya akan dipastikan lagi, sebab ada beberapa relawan yang kemarin berusaha mendorong ikan paus kembali ke laut,” ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Di sela peninjauan, Khofifah ikut melepas tiga ekor ikan paus hidup ke laut dengan harapan bisa tetap hidup dan kembali ke habitatnya.
“Paus ini kalau dilepas ke laut harus bersama-sama. Karena ada suasana kebersamaan, dan mengikuti satu napas luar biasa,” tutur dia.
Baca juga: Hiu paus yang terdampar di kawasan mangrove diselamatkan
Baca juga: Lima faktor penyebab paus terdampar
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021