Perancang asal Lebanon, Elie Saab, akhirnya kembali ke panggung pagelaran busana setelah peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, yang turut menghancurkan bengkel adibusananya.Dengan semua yang terjadi di sekitar kami, kami benar-benar perlu bermimpi untuk bisa bertahan
Enam bulan setelah ledakan mematikan di Beirut, Saab dan timnya tetap berada di bawah pembatasan sosial yang ketat di kota itu, dengan 400 staf adibusana yang bekerja dalam shift untuk memenuhi jarak fisik dan jarak sosial.
Hal itu membuktikan bahwa ledakan tidak akan menghentikannya untuk memproduksi karya besar nan mewah yang identik dengan gaun teatrikal berkilau dengan ribuan kristal, ditutupi bulu, dan kerutan organza yang menggembung.
Baca juga: Dua perancang modifikasi baju APD jadi busana sehari-hari yang modis
“Dengan semua yang terjadi di sekitar kami, kami benar-benar perlu bermimpi untuk bisa bertahan,” jelasnya seperti dilansir dari laman WWD, Jumat.
"Biasanya, 90 persen desain saya bisa dipakai. Kali ini, saya melangkah lebih jauh dengan volume dan bulu yang dilebih-lebihkan, karena menurut saya ketika kita bermimpi, kita ingin melihat hal-hal yang sedikit lebih sulit diakses."
Saab tidak dapat melakukan pemotretan tepat pada waktunya untuk Paris Couture Week, yang berakhir beberapa minggu lalu. Tetapi visual dari rancangan yang dia ungkapkan pada hari Kamis (18/2) tidak menunjukkan kesulitan dalam membuat koleksinya.
Saab menggunakan palet warna bernuansa biru muda, ungu, gading, dan hijau mint untuk menyalurkan tema "Theatre of Dreams". Aneka aksesoris seperti chandelier earing, mahkota, head band bertabur diamante, hingga sulaman perak yang terinspirasi oleh pola langit.
Baca juga: Gaun pengantin desainer Mesir ini dibanderol Rp2 miliar
Untaian mutiara menjuntai dari korset gaun biru pucat dengan potongan bahu dan punggung berjubah. Tampilan itu dilengkapi dengan hiasan kepala bulu burung unta yang menjadikan para model tampak siap tampil di panggung di Las Vegas.
Tetapi Saab sadar bahwa tidak semua wanita berminat mengenakan busana mewah yang berlebihan, bahkan untuk sebuah pernikahan pun.
"Ini sedikit berlebihan, tetapi, tentu saja, kami akan menemukan solusi dengan pelanggan. Kami akan mengambil semangat dari gaun yang berlebihan, dan membuatnya menjadi sesuatu yang lebih bisa dikenakan," katanya.
Baca juga: Perancang busana Anna Avantie berbagi kisah sukses di UKM Virtual Expo
Baca juga: Jakarta Fashion Week 2021 digelar daring libatkan 60 perancang busana
Baca juga: Jean Paul Gaultier mundur dari dunia fesyen
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021