Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mencari pendanaan alternatif dari pasar modal.pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif jangan menunggu besar untuk go public, tapi jadilah besar dengan go public melalui bursa efek
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Hanifah Makarim, dalam keterangannya, Jumat, mengatakan saat ini perlu memperkenalkan salah satu sumber pembiayaan lain yang masih kurang dipahami atau kurang dikenal oleh para pengusaha, khususnya UMKM yang bergerak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Bahwa sebenarnya kita bisa mendapatkan akses pembiayaan lainnya dengan melantai di bursa efek melalui skema IPO atau ‘Initial Public Offering’,” ujar Hanifah.
Ia mengatakan, saat ini permodalan masih menjadi salah satu kendala besar bagi para pelaku usaha di Indonesia.
Sebanyak 92,37 persen pelaku ekonomi kreatif hanya mengandalkan modal sendiri atau pinjaman dari keluarga untuk membantu usahanya, karena kesulitan untuk mendapatkan akses pinjaman ke lembaga keuangan.
Hanya sekitar 24,44 persen yang memperoleh pembiayaan dari perbankan dan 0,66 persen dari lembaga keuangan nonperbankan.
“Kami berharap para pengusaha terutama UMKM dapat saling berbagi pengalaman dalam menemukan model bisnis lainnya, sehingga usahanya dapat berkembang lebih baik lagi. Untuk itu, pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif jangan menunggu besar untuk go public, tapi jadilah besar dengan go public melalui bursa efek,” ujar Hanifah.
Untuk itu salah satunya, pihaknya menggelar kegiatan Bincang Pasar Modal dengan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Surabaya, Jawa Timur, bertajuk “Langkah Awal Mengenal Pasar Modal”, di Hotel JW Marriot Surabaya, Kamis (18/2).
Hanifah Makarim menjelaskan selain kota Surabaya, kegiatan Bincang Pasar Modal ini selanjutnya akan dilaksanakan di kota Bandung, Makassar, Bali, dan Medan.
Setelah rangkaian kegiatan tersebut selesai, Kemenparekraf/Baparekraf juga akan melaksanakan acara KreatIPO yakni workshop terkait pasar modal yang lebih intensif untuk mempersiapkan pelaku usaha parekraf melantai di Bursa Efek Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur, Sinarto memberikan apresiasi kepada Kemenparekraf/Baparekraf atas inisasi dalam menggelar kegiatan Bincang Pasar Modal.
Karena hal ini yang diperlukan oleh pelaku UMKM untuk mendapatkan pengetahuan baru terkait alternatif permodalan lainnya.
“Saya berharap pertemuan kali ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk mengembangkan usaha pelaku parekraf melalui pasar modal Indonesia. Sehingga pelaku UMKM Indonesia menjadi UMKM yang berkelas,” ujarnya.
Sementara, Kepala IDX Incubator Surabaya Cita Melisa, menjelaskan manfaat yang diperoleh pelaku usaha parekraf jika masuk ke pasar modal, antara lain pelaku UMKM akan mendapatkan akses pendanaan dari masyarakat luas, profesionalisme, dan loyalitas karyawan meningkat, karena perusahaan akan dimiliki oleh publik secara luas, serta citra perusahaan dapat meningkatkan.
“Dari manfaat tersebut, pelaku usaha berkesempatan untuk membuka peluang baru dalam mengembangkan bisnisnya,” kata Cita.
Baca juga: Dukung program pemulihan ekonomi, SMF kucurkan pembiayaan pariwisata
Baca juga: Trenggono-Sandiaga sepakat kembangkan wisata bahari Indonesia
Baca juga: Menparekraf dukung Banyuwangi Festival 2021 wujudkan Kampanye BWI
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021