Berdasarkan data harian COVID-19 pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jumat, menyebutkan 45 anak-anak dan 42 lansia tersebut adalah bagian dari 1.267 pasien positif COVID-19 di Kota Bogor yang masih sakit.
Dari 45 anak-anak berusia kurang dari enam tahun tersebut, terdiri dari 24 anak perempuan dan 21 anak laki-laki, sedangkan dari 42 lansia itu sebanyak 23 lansia berusia 70-79 tahun serta sembilan lansia berusia di atas 80 tahun.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, di Kota Bogor, Rabu (17/2) mengatakan penularan COVID-19 di Kota Bogor saat di dominasi dari kluster keluarga dan kluster luar kota.
Baca juga: RSL Kota Bogor rawat 56,25 persen pasien positif COVID-19
Baca juga: Pemkot Bogor siap tegakkan disiplin prokes lebih tegas
"Artinya, warga yang memiliki mobilitas ke luar kota atau masuk ke Kota Bogor, dapat menulari keluarga dan membuat kluster keluarga meningkat, sehingga kuncinya menekan mobilitas warga," katanya.
Menurut Bima Arya, anak-anak berusia kurang dari enam tahun dan lansia berusia 70 tahun ke atas, adalah adalah orang-orang yang pergaulannya hanya di di rumah dan lingkungan sekitarnya.
"Kalau mereka tertular COVID-19, maka ada anggota keluarga atau pendatang yang memiliki mobilitas keluar kota atau dari luar kota yang kemungkinan besar menularkannya," katanya.
Menurut Bima Arya, guna menekan penularan COVID-19, khususnya pada kluster keluarga, maka Pemerintah Kota Bogor memutuskan melanjutkan kebijakan ganjil-genap bagi kendaraan bermotor, pada akhir pekan dan hari besar.
Bima menilai kebijakan ganjil-genap bagi kendaraan bermotor serta kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro pada tingkat RW
di Kota Bogor, pada pekan lalu, mampu menekan angka kasus positif COVID-19.*
Baca juga: Turun selama 10 hari, kasus positif COVID-19 di Kota Bogor naik lagi
Baca juga: Kebijakan ganjil-genap di Kota Bogor pekan depan lebih singkat
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021