Akibat banjir itu menyebabkan para pemilik toko menutup tempat usaha, seperti yang diutarakan salah seorang pegawai Apotik, Septi mengatakan daerah tersebut sudah menjadi lokasi langganan banjir sejak beberapa tahun terakhir.
"Kalau musim hujan, selalu banjir," ujarnya.
Septi mengatakan hujan berintensitas tinggi terjadi sejak Sabtu dini hari. Sementara air mulai meninggi pada pukul 07.00 WIB. Namun kata dia, genangan itu tidak sempat merendam persediaan obat-obatan, tetapi sangat mengganggu pelanggan apotik.
Sementara itu, salah seorang pemilik studio foto, Chandra lebih memilih menyedot air di dalam toko dengan pompa air milik pribadi. Selain itu, tampak anak-anak juga memanfaatkan genangan air itu untuk bermain.
Sebelumnya, Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan ada sebanyak 200 RT dari 30.070 RT yang terdampak banjir akibat hujan ekstrem pada Sabtu dini hari.
"Itu data 200 RT per jam 09.00 WIB pagi tadi ya," singkat Anies di Pos Pantau Pintu Air Manggarai, Sabtu.
Lebih lanjut Anies mengatakan hanya 329 kepala keluarga yang terdampak banjir dari 3.6 juta kepala keluarga yang ada di DKI Jakarta.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pemprov DKI Jakarta itu ada 26 lokasi pengungsian yang dapat diisi oleh warga korban banjir.
Baca juga: Terminal Kampung Rambutan disergap banjir
Baca juga: Anies berharap penanganan banjir di Jakarta selesai 6 jam
Pewarta: Fauzi
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021