• Beranda
  • Berita
  • Huawei melihat ada akselerasi dan adopsi proses produksi industri 5G

Huawei melihat ada akselerasi dan adopsi proses produksi industri 5G

20 Februari 2021 16:27 WIB
Huawei melihat ada akselerasi dan adopsi proses produksi industri 5G
Ilustrasi. (ANTARA/Huawei Indonesia)
Menjelang Mobile World Congress (MWC) Shanghai 2021, yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 23 – 25 Februari 2021, provider TIK global Huawei mengatakan melihat 5G telah mengalami perkembangan yang pesat, dan di sisi lain, melihat geliat pengadopsian 5G di industri, terutama pada proses produksi inti mereka.

“5G mengalami perkembangan lebih cepat dari yang kami harapkan. Lebih dari 140 jaringan 5G komersial telah digunakan di 59 negara,” kata Direktur Eksekutif dan Presiden Carrier Business Group Huawei Ryan Ding, Sabtu, seraya menambahkan bahwa lebih dari 50 persen jaringan ini dibangun oleh Huawei.

Baca juga: Laptop Huawei Matebook D14 Intel bakal masuk Indonesia

Baca juga: Honor umumkan ponsel pertama usai "cerai" dari Huawei


Menurut Ding, Huawei mendukung pelanggan agar mereka dapat melalui tahun 2020 yang sarat tantangan ini dengan baik, dengan mendukung dihadirkannya operasional jaringan yang stabil untuk lebih dari 300 jaringan di lebih dari 170 negara.

Huawei juga membantu operator dalam menghadirkan layanan secara daring, serta meminimalkan dampak pandemi pada bisnis mereka. Sebanyak 22 juta pengguna baru untuk broadband nirkabel rumahan di seluruh dunia berhasil digaet oleh operator melalui kolaborasi kolaborasi yang terjalin bersama Huawei.

“Lebih dari 68 persen perangkat smartphone yang dikapalkan oleh Tiongkok pada tahun 2020 merupakan ponsel berbasis 5G. Lebih dari 200 modul 5G dan perangkat industri kini telah tersedia dan mendukung aplikasi 5G di berbagai industri,” ujar Ding.

Huawei membantu operator dalam membangun jaringan. Menurut laporan tahun 2020 yang disusun oleh pihak ketiga, jaringan 5G terbaik di Seoul, Amsterdam, Madrid, Zurich, Hong Kong dan Riyadh adalah semua jaringan yang dibangun oleh Huawei.

Ding menekankan bahwa menghadirkan pengalaman jaringan yang prima merupakan kunci dalam meraih kesuksesan bisnis, dan menurutnya 6 kota ini hanyalah satu puncak gunung es dalam hal inovasi kolaboratif Huawei dengan operator.

Misalnya, dengan menerapkan 64T64R AAU Huawei dan algoritma multi-antena terkemuka, LG U + bisa mencapai efisiensi spektrum yang lebih tinggi. Network experience bisa mencapai 25 persen lebih baik daripada operator lain. Dengan Blade AAU Huawei, yang dapat beroperasi di Sub3G dan C-Band, Sunrise mempersingkat waktu akuisisi lokasi dari 24 bulan menjadi 6 bulan, dan merupakan satu-satunya operator yang berhasil memperoleh penilaian prima selama lima kali berturut-turut di Swiss.

Ia optimistis terkait prospek penerapan skala besar dari aplikasi industri 5G pada tahun 2021 karena 5G sendiri merupakan bagian dari proses produksi inti di industri.

Baca juga: Huawei berikan pelatihan IoT dalam program XL Future Leaders

Baca juga: Ponsel layar lipat Huawei Mate X2 meluncur bulan ini, pakai Kirin 9000


Aplikasi 5G telah diterapkan di lebih dari 20 industri, termasuk manufaktur, perawatan kesehatan, pendidikan, dan logistik.

''5G tidak lagi hanya bagi para pengadopsi pemula. 5G diharapkan akan memegang peranan dalam turut meningkatkan kualitas di kehidupan sehari-hari. 2021 akan menjadi tahun pertama dimulainya aplikasi industri 5G berskala besar. Operator akan membutuhkan kapabilitas baru dalam perencanaan jaringan, peluncuran, pemeliharaan, pengoptimalan, dan operasi, untuk mencapai titik 'dari 0 hingga 1', dan selanjutnya mereplikasi kesuksesan dari 1 ke lebih banyak lagi," kata Ding.

Dia mencontohkan bahwa di China aplikasi industri 5G sudah memberikan banyak manfaat, seperti di sektor pertambangan batu bara, produksi baja dan manufaktur, dan mendukung diterapkannya proses-proses produksi yang lebih aman, lebih cerdas, dan lebih efisien.

Sementara itu, Ritchie Peng, Presiden Lini Produk 5G Huawei, mengungkapkan optimisme yang sama dan mengatakan bahwa penyebaran 5G akan makin cepat di seluruh dunia.

“Saat ini jumlah pengguna 5G secara global telah mencapai 200 juta. Terdapat 800 ribu lokasi 5G sites yang telah dibangun di seluruh dunia. Demikian pula pengalaman pengguna secara keseluruhan telah meningkat hingga lebih dari sepuluh kali lipat. Terminal 5G untuk level awal sudah tersedia dengan harga yang cukup rendah sebesar US$350,” imbuh Ritchie.

Dia mengaitkan sejumlah faktor yang mendorong pesatnya pertumbuhan jaringan 5G di seluruh rantai industri, terutama dengan inovasi berkelanjutan oleh operator telekomunikasi pada layanan; vendor perangkat pada bentuk-bentuk produk dan aplikasi baru; dan vendor peralatan sistem pada sistem, algoritma, dan solusi; juga pelanggan industri pada aplikasi-aplikasi vertikal.

Operator di luar Tiongkok dapat dengan cepat meluncurkan 5G Massive MIMO di lokasi-lokasi situs yang tidak memiliki cukup ruang untuk penggelaran antena-antena baru, sebagian berkat keberhasilan jaringan untuk mendukung penggelaran Massive MIMO dalam berbagai skala pada pita menengah TDD yang menyediakan bandwidth besar, melalui jaringan 5G tertentu yang mampu menyediakan kapasitas yang besar serta menjamin dihadirkannya jangkauan jaringan yang terus terkoneksi.

Produk dan solusi pita menengah 5G dari Huawei yang inovatif membantu operator dalam menyediakan layanan jaringan 5G berkualitas tinggi, seperti yang ditunjukkan dalam pengujian oleh pihak ketiga yang dilakukan di Korea Selatan, Jerman, Austria, Arab Saudi, serta negara dan wilayah lainnya, bahkan saat meskipun carriers sendiri tidak unggul di sisi spektrum, mereka masih merasakan pengalaman pengguna terbaik, berada 10 persen hingga 50 persen lebih baik dengan menggunakan perangkat 5G yang sama.

Baca juga: Bos Huawei akui Apple buat ponsel 5G terbaik

Baca juga: Huawei buka gerai HES baru di Lippo Mall Puri

Baca juga: Huawei GCI ungkap 5 tahap terpenting transformasi digital industri

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021